bakabar.com, BANJARMASIN – Noor Lia Evitasari akrab disapa Lia Callia, baru saja merampungkan single keenamnya berjudul ‘Kedada Cintanya’. Dalam waktu dekat hits ciptaan Jimmy Husaini ini sudah bisa dilihat lengkap.
“Di YouTube juga sudah ada, tapi masih berbentuk video lirik,” ucap Lia dalam bincang ringan dengan bakabar.com, Minggu (21/7) malam.
Menariknya, single kali ini mengambil latar sungai Martapura, beserta Pasar Terapung yang selama ini menjadi pesona Kota Seribu Sungai, julukan Banjarmasin.
Lewat tembang ciptaan Jimmy Husain ini, gadis berparas putih itu bertekad mengenalkan bahasa Banjar kepada masyarakat luas.
Sekitar kurang lebih tiga pekan dirampungkan, Lia tak ingin single ini kalah bersaing dengan lagu berbahasa daerah lainnya.
“Ingin memperkenalkan bahasa Banjar ke kalangan masyarakat luas. Sama halnya dengan lagu Jawa yang tenar. Apalagi, sekarang sangat gencar dangdut koplo berbahasa Jawa,” cetusnya.
Bukan hanya itu, lewat tembang ini Lia juga ingin mengenalkan wisata terbaik Banjarmasin ke kancah nasional.
Syuting video klip dilakukan di sejumlah tempat wisata di Banjarmasin, seperti Pasar Terapung Piere Tendean dan Taman Wisata Alam Pulau Bakut.
Di sana, Lia tampak membaur dengan pengunjung pasar Terapung lainnya.
Tak cuma menyapa para penggemarnya, juga sempat mengekspose jajanan khas Banjar yang kerap dirindukannya saat berada di Jakarta.
“Intinya lebih banyak di Banjarmasin, karena kita Ingin mengangkat wisata di Banjarmasin,” tegas Juara 1 di ajang Tarung Dangdut MNCTV itu.
Dipromosikan salah satu stasiun radio di Jakarta, Lia optimistis tembang ini mampu merambah pasar nasional.
“Apalagi, radio itu merupakan kiblatnya radio dangdut di Jakarta,” tegasnya.
Sekadar tahu saja, tembang ‘Kedada Cintanya’ ini bercerita tentang penantian seorang istri terhadapa suami yang tak kunjung datang.
Kerap tidur malam sendiri, sang istri merasa sedih. Bahkan, mengabaikan kondisi anak.
“Apabila sudah tak cinta dan tak sayang lagi, lebih baik tak usah dipertahankan atau cerai saja,” ujarnya.
Tembangnya pun, sambung dia, bernuansa dangdut original. Lalu, di-mix agar tak seperti musik tradisional.
“Jadi ada campuran seperti Sunda dan Jaipong,” katanya.
Berkolaborasi dengan pencipta lagu terbaik asal Banjarmasin itu, ke depan Nia bertekad lebih banyak membawakan lagu Banjar dengan aransemen yang berbeda.
“Ini lagu ciptaan pertama beliau yang ku promosikan di Jakarta. Rekaman pun di Jakarta, bukan di Banjarmasin. Karena semua sudah diizinkan oleh pak Jimmy,” tandasnya.
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah