Sejarah Magelang

Kwee Thwan Hie, Sang Pembagi Roti untuk Pejuang Magelang

Kwee Thwan Hie adalah seorang Tionghoa pemilik toko roti Bie Sing Ho di Magelang. Namanya harum karena suka membagikan roti untuk pejuang kemerdekaan. 

Featured-Image
Toko Roti Mahkota yang kini masih beroprasi (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Kwee Thwan Hie adalah seorang Tionghoa pemilik toko roti Bie Sing Ho di Magelang. Namanya harum karena suka membagikan roti untuk pejuang kemerdekaan. 

Akhir Oktober menyisakan kenangan perjuangan bagi Magelang, Kota Sejuta Bunga. Sejarah yang terlupakan yang terjadi di penghujung Oktober 1949 tersebut menyimpan banyak cerita.

Salah satunya tentang seorang warga Tionghoa yang membagikan roti untuk para pejuang di Magelang.

"Namanya Kwee Thwan Hie, tokoh Tionghoa yang memiliki toko roti bernama Bie Sing Ho, dia membagi-bagikan roti untuk pejuang di Magelang," kata sejarawan Pegiat Kota Toewa Magelang Bagus Priyana, Selasa (31/10).

Bie Sing Ho berdiri sejak 1930 adalah toko ternama di era Belanda yang khusus menjual es krim dan roti.

Pada awal berdirinya, Toko Bie Sing Ho terletak di Pecinan, namun pada 1938-an berpindah di Grooteweg Noord Pontjol nomor 41.

"Toko roti besutan Kwee Thwan Hie itu men-support logistik para pejuang di Magelang yang sedang kembali ke kota dari daerah gerilya," ujar Bagus.

Kala itu, Kwee Thwan Hie membagikan kupon-kupon ke pejuang yang bisa ditukarkan dengan roti tawar.

"Saat ditukarkan ke Toko Bie Sing Ho, kupon yang ditukarkan, akan dilubangi sebagai tanda jika roti sudah diambil," paparnya.

Kwee Thwan Hie membuka sesi pengambilan roti setiap pagi. Dan itu dia lakukan selama satu tahun lantaran kala itu persediaan pangan sangat terbatas.

"Bahan baku roti juga sulit, maka dibatasi, gandumnya kami dapatkan dari para komandan gerilya yang kemudian diolah oleh Kwee Thwan Hie," katanya.

Terlebih, suplai roti tawar saat itu juga terbilang mewah mengingat Magelang sedang masa-masa sulit.

Namun, roti bagi para pejuang dimaknai sebagai simbol ‘pengambilalihan kekuasaan’ dari Belanda ke Republik.

"Roti adalah simbol ‘kebelandaan’ karena memang makanan ini menjadi makanan pokok orang Belanda," imbuhnya.

Meski tak melakukan perjuangan dengan mengangkat senjata, peran Kwee Thwan Hie pantas untuk dicatat dalam lembaran sejarah masa perjuangan di kota ini.

Kwee Thwan Hie akhirnya wafat pada 1998, namun toko rotinya kini masih beroperasi namun berganti nama menjadi Toko Roti Mahkota.

"Berkat Kwee Thwan Hie, para pejuang di Magelang mampu menyambung hidup dengan selembar roti," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner