bakabar.com, MARTAPURA – Sudah hampir dua pekan banjir melanda beberawa wilayah di Martapura, Kabupaten Banjar. Warga yang terdampak sudah banyak diserang berbagai penyakit, seperti kutu air (balancat), rastung kuku, hingga diare pada anak-anak.
Kakek Isbat (65) warga RT 01 Desa Pematang Baru, Martapura Timur misalnya. Selama banjir ini kakinya mulai diserang kutu air.
"Karena terlalu sering kaki basah, jadinya (kaki) balancat," ujarnya kepada bakabar.com, Rabu (6/1).
Kondisi rumah Kakek Isbat sudah terendam banjir sejak Sabtu (26/12/2020). Dalam rumahnya setinggi mata kaki.
"Ranjang tidur ditinggikan pakai kayu. Jadi cuma itu yang kering," tuturnya.
Tak berbeda di wilayah banjir lainnya, seperti di Jalan Pangeran Abdurahaman, Gang Alfatah RT 23 Kelurahan Keraton, Kecamatan Martapura Kota. Diungkapkan Hartati (29), sudah sepekan ini kaki gatal-gatal akibat jamur atau kutu air.
"Banyak warga di sini yang kena penyakit kutu air," ungkap Hartati. Ia mengharapkan ada bantuan obat-obatan dari pemerintah.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, dr Diauddin menjelaskan sudah lebih sepekan ia menginstruksikan puskesmas yang wilayahnya ada terendam banjir untuk melakukan pengobatan keliling.
"Semua puskesmas sudah melaksanakan Pusling (Puskesmas Keliling). Satu hari satu tempat. Tiap hari berpindah-pindah. Seperti di Martapura Barat itu tiap hari kecuali Jumat," jelas Dokter Dia sapaan akrabnya, Rabu (6/1).
Ia mengakui, ada beberapa wilayah yang tidak terjangkau Pusling karena ketinggian banjir yang cukup dalam.
"Kalau yang sangat dalam Pusling tidak sampai ke sana. Biasanya paling tidak mendekatkan pelayanan supaya masyarakat tidak terlalu jauh mendekati," ungkap Dokter Dia.
Sebagian Puskesmas, kata Kadinkes Banjar, juga ada yang membagi-bagikan salep untuk kutu air.
Jika pun ada masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan Pusling, Dokter Dia menyarankan pergi ke puskesmas terkedat. "Datang aja ke puskesmas minta pengobatan. Gratis," pungkas Dokter Dia.