Pemkot Banjarmasin

Upaya Pemkot Banjarmasin Turunkan Angka Stunting

Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin terus berusaha menggenjot angka stunting.

Featured-Image
Pemkot Banjarmasin terus berupaya menekan angka stunting pada anak di Kota Seribu Sungai. Foto- apahabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin terus berusaha menggenjot angka stunting.

Adapun, persentase angka stunting di Banjarmasin saat ini adalah 27,8 persen. Sementara Pemkot Banjarmasin menarget turun hingga 14 persen.

Pemkot Banjarmasin lantas mengandalkan para lurah untuk percepatan angka stunting. Dibantu oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang ada di tiap Kelurahan.

"Dengan kelurahan berperan aktif, maka penurunan angka stunting lebih kelihatan progresnya," ucap Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin, M Helfiannor ditemui saat pertemuan monitoring evaluasi percepatan dan penurunan stunting di kelurahan se-Kota Banjarmasin, Senin (31/10), di aula Bappeda Litbang.

Helfiannor menjelaskan, para KPM di tiap kelurahan bertugas untuk melakukan pendataan terhadap balita di 1.000 hari pertama kelahiran serta para ibu hamil.

Di samping itu, mereka juga mendata terkait lima cakupan layanan. Diantaranya layanan akses air bersih, jamban layak, layanan posyandu dan PAUD.

"Data-data itu jadi angka konvergensi di Kota Banjarmasin. Semakin maksimal maka angkanya akan lebih baik. Standarnya 70 persen," jelasnya.

Ia pun lantas membeberkan, setidaknya ada 14 kelurahan yang menjadi prioritas pencegahan dan penanganan stunting serta intervensi gizi spesifik dan sensitif tahun 2022 dan 2023.

Dari data tersebut, Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan cukup menjadi sorotan. Dimana jumlah anak stunting mencapai 155, dengan prevalansi 13,75 persen.

Disusul Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan, Banjarmasin Tengah, jumlah anak stunting mencapai 106, dengan prevalansi 23,09 persen.

Lalu Kelurahan Sungai Bilu, Kecamatan Banjarmasin Timur, jumlah anak stunting mencapai 87, dengan prevalansi 11,43 persen.

Di sisi lain, upaya penurunan stunting di Kelurahan Sungai Bilu dilakukan dengan cara menarik. Yakni dengan membentuk Aksi Warga Peduli Gizi Cegah Stunting (Si Wigas).

"Mulai Juli 2022 Si Wigas bergerak. Jumlah anak asuh kita sekarang ada 34 orang," ujar KPM Sungai Bilu, Munjiroh.

Ia menyebut, keberadaan Si Wigas mampu menurunkan angka stunting di wilayahnya, yang sekarang ini tinggal tersisa 4 persen.

"Semua kalangan berkolaborasi. Kecamatan, Kelurahan, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan," papar Ketua Si Wigas itu.

Ia menerangkan, selama ini Si Wigas membina para remaja putri, ibu hamil, ibu menyusui dan nifas. Dimana setiap Jumat, pihaknya selalu kelapangan membagikan makanan bergizi kepada warga tepat sasaran.

"Kita lakukan door to door, mengadakan kelas remaja putri dan ibu hamil. Menurut kami Negara terkecil dimulai dari rumah tangga. Mengenai pendanaan ada bantuan dari perusahaan dan masyarakat yang sifatnya tidak mengikat," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor menginginkan, agar kelurahan berperan aktif dalam upaya penurunan stunting. Terutama terkait pendataan.

"Kita ingin para Lurah turut berperan," harap Ketua Percepatan Penurunan Stunting itu.

Editor


Komentar
Banner
Banner