bakabar.com, BANJARMASIN – Sampai akhir 2018, Badan Restorasi Gambut (BRG) Kalsel telah melakukan pembasahan kembali (rewetting) pada 7.918 hektar (ha) kawasan gambut. Di Kalsel, BRG mendapat tugas merestorasi 38.762 hektar lahan gambut yang rusak.
“Luas kebakaran gambut di area target restorasi gambut BRG di Kalsel berkurang dari 12.739 ha 2015 menjadi 40 persen pada tahun 2019,” ujar Deputi Bidang Perencanaan dan Kerjasama BRG, Dr Budi Satyawan Wardhana dalam Diskusi Media Capaian Restorasi Gambut di Kalsel dan Tantangan, Jumat (29/3).
Ada sejumlah metode yang digunakan selama restorasi. Selain Rewetting, ada Revegetasi, Revitalisasi Ekonomi Masyarakat dan Program Desa Gambut di Kalsel. BRG berharap fungsi program hidrologi ekosistem gambut yang terdegradasi akibat kebakaran hutan dapat kembali aktif pada 2019 ini.
Baca Juga: Pemerintah Tak Punya Wewenang Urus Sumur Rusak, LSM: Krisis Kepercayaan
Baca Juga: Sumur Bor Gambut Tak Berfungsi, Petugas Pakai Kayu Padamkan Api
Makanya, pembasahan kembali dengan Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG) menjadi salah satu program utama BRG. Menyusul program lainnya agar upaya restorasi bisa berkelanjutan setiap tahunnya.
Terbukti, dengan program pembasahan yang dibangun BRG bersama dengan mitra berhasil menurunkan titik panas secara signifikan di area sekitar lokasi PIPG.
“Jika berada di radius 0-1 Km dari PIPG, rata rata hanya 2,4 persen hotspot. Semakin jauh dari PIPG maka hotspot juga bertambah. Misalnya pada jarak 1-2 Km, ditemukan 5,6% hotspot dan pada jarak lebih dari 2 Km ada 92% hotspot,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Asbiani Staf Fungsional Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, mengatakan pembasahan ekosistem gambut merupakan upaya awal pencegahan kebakaran.
Namun demikian, DLH perlu tetap waspada karena kebakaran masih berpotensi terjadi.
“Kerusakan gambut yang sangat parah memerlukan waktu panjang untuk pemulihan karena gambut belum sepenuhnya kembali pada kondisi semula,” ujarnya.
Di Kalsel, lanjutnya bahwa BRG, Pemda dan mitra LSM telah membangun PIPG sejak tahun 2016. Hingga 2018 telah berhasil dibangun 479 unit sumur bos, 105 unit sekat kanal, 42 hektar lahan rawa dan 22 paket revitalisasi ekonomi.
Reporter: Bahaudin QusairiEditor: Fariz F