bakabar.com, KOTABARU – 15 hari lamanya, Agus Rifani dan Marsita terpaksa merasakan karantina di RS Stagen. Pasangan suami istri asal Desa Semayap, Pulau Laut Utara ini dikonfirmasi terinfeksi Covid-19.
Mulanya, Agus sendiri belum begitu yakin akan keberadaan Covid-19. Di sela kesibukannya sebagai karyawan, ia masih menyempatkan diri berolahraga pagi.
Entah mengapa, dan tidak diketahui dari mana, Agus mulai merasakan gejala yang serupa dengan pasien Covid-19.
“Gejalanya demam, menggigil,” ujarnya.
Meski dinilai ringan, namun gejala itu membuat Agus kadung panik. Terlebih tim medis menyatakan tes swab sang istri positif Covid-19.
Sejak awal Juli tadi, hingga pertengahan bulan, Agus dan istrinya menjalani karantina di RS Stagen.
Mulai hari pertama karantina, Agus merasa cemas. Karena harus berpisah dengan anak, takut meninggal, dikucilkan, dan lainnya.
Kepanikan Agus membuncah ketika mendengar pemberitaan beberapa pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
“Intinya, sama sekali tidak nyaman kalau sudah tertular Covid-19 ini,” kata pria 51 tahun ini kepada bakabar.com, Rabu (11/8) pagi.
Untuk bisa sembuh dari Covid-19, modal utama Agus adlaah semangat tinggi, berbaik sangka, dan selalu merasa gembira.
“Sesulit apapun coba untuk dibuat gembira saja,” ujarnya.
Mengonsumsi asupan bergizi, dukungan keluarga, dan menjaga kebersihan juga menjadi hal penting lainnya.
“Jadi, bejuang melawan Covid-19 ini harus semangat. Motivasi keluarga, dan istrilah sehingga kami bisa sembuh, dan seperti sekarang,” ucapnya.
Di pengujung perbincangan, Agus juga berpesan agar masyarakat Bumi Saijaan tidak meremehkan bahaya Covid-19.
“Jangan sampai meremehkan. Ternyata Covid-19 ini ada, dan sangat berbahaya. Utamanya, bagi mereka yang punya penyakit bawaan [komorbid],” pungkasnya.