bakabar.com, JAKARTA - Pengamat BUMN Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menjelaskan banyak keuntungan diperoleh dari penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO). Salah satu di antaranya perusahaan akan memperoleh dana yang bersifat ekuitas (equity).
"Artinya tidak akan berdampak pada penambahan beban untuk bayar bunga dan pokok utang dibandingkan jika misal pendanaan dilakukan dari utang," katanya di Jakarta, Sabtu (15/4) menanggapi rencana IPO PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Oleh karena itu, lanjutnya, IPO yang sukses akan memberikan dampak pada citra PHE ke publik, bahwa emiten cukup diminati investor karena dianggap mempunyai prospek yang bagus.
Menurut dia, fundraising atau pencarian dana memang sangat diperlukan PHE sebab BUMN tersebut merupakan mesin penggerak atau engine utama Pertamina dalam eksplorasi dan eksploitasi migas.
Baca Juga: Segera IPO, Multivision Plus Tawarkan Harga Rp225- Rp250 per Saham
Tanpa eksplorasi baru, tentu sulit meningkatkan total lifting Indonesia sampai dengan satu juta barel per hari, untuk itu dibutuhkan investasi besar dimana dana yang diperoleh bukan dari sisi internal perusahaan.
Toto menilai wajar jika besarnya biaya investasi itulah menjadikan PHE lebih memilih IPO dibandingkan menggunakan keuntungan perusahaan.
Terkait keberadaan investor yang akan membeli saham perusahaan, Toto juga menilai positif, karena keberadaan investor justru memicu manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Dikatakannya, kepentingan investor adalah mendapatkan return yang cukup dari investasinya, baik berupa dividen maupun capital gain. Investor akan tetap pegang saham PHE kalo kinerja perusahaan saat ini dan ke depan dianggap tetap prospectfull.
Baca Juga: Resmi IPO, Multi Makmur Lemindo Raih Rp97,1 Miliar untuk Bangun Pabrik
"Makanya, tugas manajemen adalah mengelola korporasi sebaik-baiknya agar tetap diminati investor," ujarnya.
Peningkatan kinerja tersebut, menurut Toto banyak diperlihatkan berbagai perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak BUMN yang masuk bursa saham. Bahkan, riset global menunjukkan, kinerja banyak perusahaan di berbagai negara juga meningkat dibandingkan sebelum menjadi perusahaan terbuka.
Peningkatan kinerja terjadi, karena perusahaan yang go public tidak hanya mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk investasi, namun sekaligus wajib menerapkan prinsip transparansi sehingga bisa meningkatkan aspek governance atau tata kelola perusahaan.
"Jadi, itu alasan untuk mendorong PHE agar menjadi listed company (terdaftar di bursa)," tandas Toto.