bakabar.com, BANJARMASIN – Kabar meninggalnya Jusub Luluporo menyisakan kesan bagi legenda Barito Putera lainnya, Salahudin.
Mantan pemain dan pelatih Barito Putera itu merasa kehilangan atas meninggalnya Jusub Luluporo.
Keduanya terakhir bertemu saat sama-sama bermain bola di Stadion Demang Lehman Martapura, Senin (23/11) lalu.
Saat itu, kata Salahudin tidak ada kecurigaan bahwa Jusub akan pergi selama-lamanya.
Jusub nampak sehat dan bugar. Namun, ada yang sedikit diluar kebiasaan antara dirinya dengan Jusub Luluporo.
Salahudin menerangkan bahwa Jusub meminta dirinya berfoto bareng setelah pemain legenda Barito Putera berlaga.
"Jarang kita berfoto berdua, biasanya satu tim bareng. Tapi waktu itu dia mengajak foto, jadi ku pikir biasa saja," ucapnya ketika dihubungi bakabar.com, Sabtu (28/11).
Salahudin mengaku bermain bersama Jusub sekitar 7 tahun lamanya di era Barito Putera tahun 1990.
Keduanya bak dua sisi yang tak bisa terpisahkan dalam skuat kala itu.
Sebab, posisi Salahudin kala itu adalah wing bek kiri, sedangkan Jusub wing bek kanan.
Jusub, kata Salahudin seangkatan dengan Yunan Helmi asisten pelatih Barito Putera sekarang.
"Sempat dipanggil Tim Nasional Indonesia juga dulu," ujarnya.
Menurutnya Jusub adalah orang yang mempunyai perilaku baik ketika berteman dengannya.
Ia menyampaikan kemampuan dalam bermain bola tidak perlu dipertanyakan lagi. Umpan dan penjagaannya bagus.
"Anak-anak juga dikasih motivasi," ucapnya.
Kerap disapa Yusuf, sebenarnya nama lengkap almarhum adalah Jusub Luluporo Hawu.
Namun, rekan-rekan di Barito lebih enak menyebutkan kata Yusuf.
Kabar meninggal Jusub Lulupora sebelumnya dibenarkan oleh mantan kapten dan pelatih Barito Putera, Frans Sinatra Huwae.
"Iya serangan jatung pas main di Green Yakin," ujar Frans Sinatra Huwae.
Dia menyampaikan jenazah Jusub dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin. "Sempat dibawa ke RSUD Ulin," ucapnya.
Almarhum akan dibawa ke rumah duka di Jalan Sutoyo S, Komplek ArRahman, Banjarmasin Tengah.
Almarhum meninggalkan satu orang istri, Juliawati Evlin Barus. Ia juga meninggalkan dua anak yakni Joshua Alexandro Milano Luluporo dan Erika Luluporo.
Jusub sendiri mulai memperkuat Barito di Ligina 1 1994/1995. Bermain sebagai wingback, Jusub andil besar membawa Laskar Antasari ke putaran final di Stadion Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno).
Semusim kemudian, Jusub menjadi bagian tak terpisahkan dari Barito bersama Ismairi, Salahudin, Slamet Riyanto, Saiman, Fecky Lasut, Fahmi Amiruddin, Yunan Helmi, Joko Hariyanto, Ismayana, Dasrul Bahri, Frans Sinatra Huwae, Bambang Harsoyo, Yusrifar Jafar, Heriansyah, Albert Korano dan Ronny Arifin.