bakabar.com, MARTAPURA - Peran Tuan Guru H Zainal Ilmi di masa perjuangan sangat vital. Ulama karismatik tersebut turun langsung meredakan gejolak pemberontakan di Kalimantan Selatan. Jika ada yang masih melawan, Tuan Guru siap "beradu kesaktian".
Di masa perjuangan, tepatnya pasca kemerdekaan, pemberontakan tumbuh di Kalimantan Selatan. Namun aksi tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, para ulama turut serta meredakan gejolak tersebut.
Di antara yang berperan aktif dalam meredakan gejolak pemberontakan adalah Tuan Guru H Zainal Ilmi. Ulama karismatik ini sangat dihormati masyarakat Banjar, sehingga petuah beliau ditaati. Beliau aktif membentengi masyarakat agar tidak terpapar 'ideologi' pemberontak.
Kendati demikian, ada saja pemberontak yang tidak mendengarkan petuahnya dan melakukan perlawanan terhadap tentara Republik Indonesia. Di antara mereka, terdapat orang-orang sakti yang kebal senjata.
“Pada Zaman itu jika ada orang yang kebal senjata, pihak berwajib membawa peluru ke pada Tuan Guru Zainal Ilmi, dan dengan izin Allah peluru yang beliau doakan tersebut berhasil menembus kulit orang yang kebal senjata tersebut, dan pihak berwajib pun bisa mengamankan dan meringkusnya,” ungkap Guru H Khalilurrahman.
Guru Khalil yang kini menjadi Bupati Banjar itu mengingat, Tuan Guru H Zainal Ilmi adalah seorang ulama pejuang. Perannya di masa-masa pasca kemerdekaan sangat vital. Sehingga ketika Tuan Guru wafat, pihak TNI meminta agar jenazah beliau dimakamkan di Makam Pahlawan. Namun karena 'terhalang' wasiat Tuan Guru Zainal Ilmi yang ingin dimakamkan di samping Sang Ayah di Kelampayan, rencana itu gagal diwujudkan.
Atas jasa besar Tuan Guru Zainal Ilmi, sambung Guru Khalil, Presiden Soekarno kala itu datang berziarah ke makam ulama karismatik yang konon diangkatnya sebagai saudara.
"Soekarno pernah berziarah ke makam beliau (Tuan Guru Zainal Ilmi),” ungkapnya.
Guru Khalil menyimpulkan, "Beliau adalah sosok Wali Allah Taala yang berjuang demi kemerdekaan, beliau juga adalah ulama yang sangat pemurah dan penyayang.”
Baca Juga:Mengenang Tuan Guru Zainal Ilmi (1); Menegur Kekhilafan dengan Pandangan Batin
Baca Juga: Riwayat Kapten Kodok, Mertua Datuk Kelampayan yang Bisa Terbang
Reporter: AHC 15
Editor: Muhammad Bulkini