bakabar.com, BANJARMASIN - Konser musik 'Kangen Lagu Banjar' bertajuk 'Baras Kuning' sukses menghibur perasaan ratusan penontong yang datang di Auditorium RRI Banjarmasin, Sabtu (20/5) malam.
Belasan lagu Banjar karya musisi kawakan, Dino Sirajudin dan Khairiadi Asa dilantunkan. Selain itu dinyanyikan pula lagu-lagu yang digubah oleh musisi Banjar legendaris, Anang Ardiansyah dan lain-lain.
Beberapa tembang yang dinyanyikan, diantaranya berjudul Kita Badingsanakan, Bulan Ramadhan, Jambatan Barito, Wadai 41, Ampat Lima, dan masih banyak lagi.
Acara diinisiasi oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kalimantan Selatan (Kalsel), bekerjasama dengan Komunitas Pemuda Pelopor Kalsel 'RUNE'.
Suguhan musik ini disiarkan langsung melalui RRI Net Banjarmasin. Menampilkan total 50 musisi Kalsel. Beberapa diantaranya seperti penyanyi Peter Lantu, Nazar Alfiandi, Aank Andrie, Michelle, Loveeta L Janna, M Hadzir, Suryani Alfarichi dan lainnya.
Konser ini juga sengaja digelar bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-115 tahun. Sebagai penanda, bahwa inilah momentum yang tepat bagi seniman Banua bangkit dan maju bersama.
Suasana konser mulai meriah kala Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina yang hadir dalam konser musik itu, diminta untuk turut menyumbangkan suaranya menyanyikan lagu.
Ibnu Sina lantas memilih dua lagu, yakni Ampat Lima, kaya Anang Ardiansyah dan Kakanak Sungai Martapura milik Syarifuddin MS
"Semoga ini menjadi awal momentum bangkitnya lagu-lagu Banjar," kata Ibnu usai acara.
Di samping itu, dia mengimbau kepada pelaku-pelaku usaha kafe hingga hotel yang memiliki fasilitas live musik, untuk bisa menyelipkan lagu-lagu Banjar di setiap di setiap ada kesempatan.
Dino Sirajudin mengaku sangat berterima kasih dan bersyukur atas meriahnya event tersebut.
"Alhamdulillah, karena sangat banyak kawan-kawan yang berhadir. Kami menyadari jika ini adalah apresiasi bagi karya-karya kami," ujarnya.
Dino amat menyadari, jika peminat lagu-lagu Banjar bisa dibilang sangat terbatas. Kendati demikian, menurutnya, apresiasinya sudah cukup bagus.
Misalnya, mengenai royalti bagi hak cipta, kata Dino, meski belum semua karya terakomodir, saat ini dia melihat jika para pemangku kebijakan sudah mulai aware akan hal tersebut. "Semoga semua bisa terus meningkat," ucapnya.
Senada dengan Dino, Khairiadi Asa turut merasa senang dan bahagia atas pentas musik malam itu.
"Konsumen lagu daerah itu kan sebenarnya spesifik orangnya. Tapi dengan konser malam itu, terlihat kalau sambutannya baik. Semoga ke depan acara-acara seperti ini bisa terus digelar dan didukung oleh semua kalangan," ungkapnya.
Malam itu, turut hadir anak dari musisi Anang Ardinsyah, Riswani Irfani. "Saya sebagai ahli waris pa Anang Ardiansyah berharap semakin banyak event serupa. Agar lagu-lagu Banjar tidak tenggelam dengan lagu-lagu dari luar," harapnya.
Promotor konser, Sukrowardi optimis, ini merupakan langkah besar bagi kemajuan seni musik Banua. “Dengan semangat gotong royong, semangat dan energi kita curahkan bagi pagelaran ini,” ucapnya.
Sementara itu, Rofi Zardaida dari RUNE menuturkan, konser ini sarat makna dan filosofi. Terutama menjunjung tinggi budaya Kalsel yang santun dan pariwisatanya yang beragam.
“Konser ini membuka khasanah baru bagi keberadaan lagu Banjar,” ucap Rofi.
“Juga menjadi tempat untuk mengeksplorasi budaya dan mengangkat nama Kalsel,” timpalnya.
Tema Baras Kuning diambil dari salah satu lagu Banjar populer karya Dino Sirajudin yang rilis tahun 1984. Sebagai bentuk ungkapan rindu akan lagu-lagu Banjar.
“Konser ‘Baras Kuning’ sebagai tanda kangen kita dengan lagu Banjar sekaligus menyambut lagu-lagu genre terbaru,” ungkapnya.
Ia mengatakan, RUNE mendorong penuh terlaksananya konser ini. Sebagai bentuk dukungan riil bagi kemajuan musik Kalsel. “Saling support agar sama-sama top, bersama kita kuat,” tuntasnya.