Dishut Kalsel

Kementerian LHK Apresiasi Gerakan Revolusi Hijau Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Gerakan Revolusi Hijau mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan…

Featured-Image
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Hanif Faisol Nurrofiq kala melakukan penanaman dalam gerakan revolusi hijau, belum lama ini. Foto-Dok. Dinas Kehutanan for apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Gerakan Revolusi Hijau mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Revolusi Hijau diangga sebagai ikon rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di seluruh Indonesia.

Gerakan yang dicanangkan Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor dan digawangi oleh Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq ini dimulai sejak 2017.

Baca Juga: Beras Keramat Siap Dipasarkan, Dishut Kalsel Bantu Alat Packing

Dalam paparannya, Kadishut mengemukakan langkah-langkah strategis yang dilakukan jajarannya. Salah satunya melalui rehabilitasi DAS yang dilaksanakan oleh pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

"Semenjak Revolusi Hijau digaungkan, penanganan lahan kritis di Kalsel dengan berbagai kegiatan penanaman pada 2017 mencapai 16.188 hektare (Ha),” kata Hanif.

Jumlah penanganan lahan kritis tiap tahunnya semakin meningkat dibanding 2018 lalu yang mencapai seluas 29.591 Ha. Dibanding capaian periode 2012-2016, jumlahnya meningkat signifikan.

“Sebelum revolusi hijau digelorakan hanya berkisar kurang dari 2.000 Ha," terang Hanif.

Di 2019, gerakan Revolusi Hijau menargetkan mampu mengurangi lahan kritis seluas 32 ribu hektare. Jumlah ini, kata Hanif, akan terus meningkat di tahun berikutnya.

Baca Juga: Kadishut Kalsel Bekali Petugas Pendamping RHL

“Berbagai upaya kami lakukan, di antaranya dengan dukungan regulasi, kelembagaan dan rencana aksi,” jelas dia.

Di Rumpin Source Seed and Nursery Center (RSSNC) Bogor, akhir pekan lalu, Direktur Perbenihan Tanaman Hutan (PTH), Mintarjo membuka Lokakarya Nasional Pengembangan Tanaman Unggulan Lokal dalam Mendukung RHL.

Minatarjo berujar, gerakan Revolusi Hijau akan menjadi role model kegiatan RHL di seluruh Indonesia.

"RHL sangat penting untuk merehabilitasi lahan kritis di samping dapat menjadi peluang usaha dan sumber kemakmuran baru dengan bermodalkan kawasan hutan yang luas, tanah yang subur dan penduduknya yang banyak," tuturnya.

Penggunaan Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) unggulan yang dipetakan sesuai tempat tumbuh, dapat menjadi kluster tanaman unggulan yang terintegrasi dengan industri dan pasar. "Tujuannya membangun kembali kejayaan kehutanan," imbuhnya.

Baca Juga: Kadishut Kunjungi Objek Wisata Gunung Birah Tanah Laut

Dalam lokakarya tersebut Kadishut Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq didaulat menjadi pembicara mengenai potensi dan pengembangan tanaman unggulan lokal Kalsel, selain narasumber lain yaitu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi, Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung, Direktur Konservasi Tanah dan Air, kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman, Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) di samping Direktur PTH sendiri.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner