Kalsel

Kasus Pembunuhan di Banjarmasin Turun, Penganiayaan-Narkotika Naik!

apahabar.com, BANJARMASIN – Polresta Banjarmasin merilis data kejahatan sepanjang tahun 2021. Dari data yang dirilis diketahui…

Featured-Image
Tujuh sampel dari Kalsel terkonfirmasi positif Omicron lewat pemeriksaan genome sequencing. Foto: Dok.apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Polresta Banjarmasin merilis data kejahatan sepanjang tahun 2021.

Dari data yang dirilis diketahui terjadi tren penurunan tingkat kejahataan konvensional.

“Dari 969 kasus di tahun 2020 menjadi 767 kasus di 2021,” kata Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Rachmat Hendrawan, Rabu (29/12).

“Dari kasus tersebut tren persentase penyelesaian kasus 84 persen,” sambung Rachmat.

Yang paling jadi atensi, kata Rachmat, adalah kasus pembunuhan berujung mutilasi di Gang Keluarga, Belitung Selatan, Banjarmasin Barat, awal Juni silam.

Kasus itu sendiri berhasil terungkap kurang dari 24 jam. Rachmat lantas mengapresiasi jajarannya yang bergerak cepat menangkap pelaku.

Untuk kejahatan transnasional, Polresta Banjarmasin mencatat terjadi peningkatan dalam pengungkapan kasus narkotika.

“Di 2020 ada 214 kasus. Sementara 2021 naik jadi 230 kasus,” kata Rachmat.

Adapun yang paling besar adalah penggagalan peredaran 135,02 kilogram sabu, 15.000 butir ekstasi serta 528,67 gram ganja kering yang disita dari tangan 3 kurir pada pertengahan Juni.

Terlepas segala prestasi, Rachmat turut membeber sejumlah pelanggaran yang dilakukan personel Polresta Banjarmasin.

“Ada 13 kasus pelanggaran,” katanya.

Kendati demikian, dia tak merinci bagaimana status para personel tersebut. Hanya saja ada 1 personel yang pasti akan dipecat. Yakni Bripka BT yang melakukan aksi pencabulan.

"Masih persidangan. Tapi pasti dipecat,” tegasnya. (*)

– Pembunuhan dari 10 kasus di 2020 menjadi 9 kasus di 2021

– Penganiayaan berat dari 52 kasus di 2020 meningkat menjadi 57 kasus di 2021

– Penganiayaan ringan dari 53 kasus di 2020 turun jadi 29 kasus di 2021

– Pencurian dengan pemberatan dari 41 kasus di 2020 meningkat jadi 44 di 2021

– Pencurian dengan kekerasan dari 19 kasus di 2020 turun jadi 13 kasus di 2021

– Pencurian biasa dari 59 kasus di 2020 menjadi 33 kasus di 2021

– Pencurian ringan dari 5 kasus di 2020 turun jadi 3 kasus di 2021

– Pencurian kendaraan bermotor roda 2 dari 42 kasus di 2020 turun jadi 25 kasus di 2021

– Judi dari 1 kasus di 2020 naik jadi 2 kasus di 2021

– Penggelapan dari 79 kasus di 2020 turun menjadi 67 kasus di 2021

– Membawa senjata tajam tanpa izin dari 62 kasus di 2020 jadi 45 kasus di 2021

– Pemerasan dari 7 kasus di 2020 turun jadi 1 kasus di 2021

– Penipuan dari 26 kasus di 2020 jadi 30 kasus di 2021

– Pengancaman dari 2 kasus di 2020 menjadi 14 kasus di 2021

– Pengrusakan barang dari 3 kasus di 2020 menjadi 4 kasus di 2021

– KDRT dari 28 kasus di 2020 jadi 14 kasus di 2021

– Kebakaran dari 22 kasus di 2020 meningkat jadi 43 kasus di 2021

– Pembakaran dari 4 kasus menurun jadi 1 kasus

– Pemerkosaan dari 0 kasus di 2020 jadi 2 kasus di 2021

– Perzinahan dari 7 kasus di 2020 jadi 0 kasus di 2021

– Pencabulan dari 3 kasus di 2020 meningkat jadi 12 kasus 2021

– Pemalsuan surat, dokumen dan tanda tangan dari 1 kasus di 2020 jadi 12 kasus di 2021

– Pengeroyokan dari 29 kasus di 2020 jadi 18 kasus di 2021

– UU Perlindungan Anak dari 35 kasus di 2020 jadi 24 kasus di 2021

– UU Kesehatan dari 0 kasus 2020 tetap 0 kasus di 2021

– UU Hak Cipta dari 3 kasus di 2020 jadi 0 kasus di 2021

– UU Fidusia dari 2 kasus di 2020 jadi 0 kasus di 2021

– UU Pelayaran dari 0 kasus di 2020 tetap 0 kasus di 2021

– Penyalahgunaan senjata api dari 1 kasus di 2020 jadi 0 kasus di 2021

– Penyerobotan tanah dari 4 kasus di 2020 jadi 1 kasus di 2021

– Penemuan mayat dari 27 kasus di 2020 jadi 33 kasus di 2021

– Perbuatan tidak menyenangkan dari 1 kasus di 2020 masih sama di 2021 dengan 1 kasus

– Penadahan dari 10 kasus di 2020 jadi 4 kasus di 2021

– Percobaan pencurian dengan pemberatan dari 0 kasus di 2020 jadi 4 kasus di 2021

– Percobaan pencurian biasa dari 3 kasus di 2020 menurun jadi 1 kasus di 2021

– Penggelapan dalam jabatan dari 21 kasus di 2020 jadi 20 kasus di 2021

– Penculikan, 2 kasus di 2020, 0 kasus di 2021

– Setrum listrik, 5 kasus di 2020, 2 kasus di 2021

– Mabuk depan umum, 1 kasus 2020, 0 kasus 2021

– Human trafficking, 0 kasus 2020, 0 kasus 2021

– Copet atau jambret, 4 kasus 2020, 0 kasus 2021

– Kecelakaan kerja, 1 kasus 2020, 0 kasus 2021

– Minuman keras, 1 kasus 2020, 0 kasus 2021

– Penghinaan, 5 kasus 2020, 1 kasus 2021

– Bunuh diri, 4 kasus 2020, 1 kasus 2021

– Pencurian dalam lingkup keluarga, 1 kasus 2020, 1 kasus 2021

– Kejahatan konvensional lainnya, 10 kasus 2020, 1 kasus 2021

Komentar
Banner
Banner