Borneo Hits

Kalsel Tetapkan Status Siaga Karhutla Mulai Agustus 2025

Pemprov Kalimantan Selatan akan menetapkan status siaga bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mulai Agustus 2025.

Featured-Image
Penetapan stastu siaga karhutla di Kalsel. Foto: Manggala Agni

bakabar.com, BANJARBARU - Pemprov Kalimantan Selatan akan menetapkan status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai Agustus 2025.

Rencana penetapan siaga karhutla tersebut dibahas dalam rapat koordinasi dengan Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan, Komjen Djoko Poerwanto, secara virtual, Selasa (30/7).

Penetapan dilakukan sebagai langkah antisipatif menghadapi puncak musim kemarau yang diprediksi lebih kering dan panjang.

Berdasarkan prediksi cuaca BMKG, potensi titik panas akan meningkat tajam pada Agustus hingga Oktober.

"Oleh karena itu, status siaga ini penting untuk mempercepat respons. Termasuk agar mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dalam penanganan karhutla," papar Plt Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel, Muhammad Muslim.

"Penetapan siaga bencana karhutla  rencana dilakukan saat apel awal bulan Agustus nanti," tambahnya.

Dua kabupaten dan kota yang sudah menetapkan status siaga bencana karhutla adalah Banjarbaru dan Hulu Sungai Selatan. Ini menjadi salah satu dasar Pemprov Kalsel untuk menetapkan status siaga darurat karhutla.

Sejumlah langkah sudah disiapkan, termasuk patroli darat terpadu, pembangunan sekat kanal, penyediaan embung air.

Adapun bantuan yang diusulkan Pemprov Kalsel ke pemerintah pusat berupa helikopter water bombing dan patroli, serta pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan.

Landasan Ulin, Banjarbaru menjadi ring 1 dalam penanganan untuk melindungi Bandara Syamsudin Noor dari dampak karhutla.

Selain ring 1, sejumlah kabupaten seperti Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tapin dan Hulu Sungai Selatan juga menjadi daerah prioritas penanganan karhutla.

Semua kepala daerah juga diinstruksikan untuk memperkuat koordinasi dan segera menetapkan status siaga di wilayah masing-masing. Termasuk melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan.

"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Edukasi kepada masyarakat sangat penting agar tidak membuka lahan dengan cara membakar," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner