Kalsel

Kabut Asap di Martapura dan Banjarbaru Berangsur Normal

apahabar.com, MARTAPURA – Ancaman kabut asap di Martapura dan Banjarbaru kini dinilai berangsur normal, sejak dua…

Featured-Image
Dandim 1006 diapit oleh Kapolres Banjar dan Kapolres Banjarbaru saat melakukan vicon dengan Korem 101 Antasari dan Kapolda Kalsel. Foto: Humas Kodim 1006 for apahabar.com

bakabar.com, MARTAPURA – Ancaman kabut asap di Martapura dan Banjarbaru kini dinilai berangsur normal, sejak dua pekan menyelimuti kedua wilayah di Kalsel tersebut.

“Berdasarkan dari pantauan kami dengan instansi yang terkalit lainnya. Pada saat ini untuk kondisi di wilayah Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar sudah mulai berangsur normal,” ujar Dandim 1006, Letkol Arm, Siswo Budiarto, Selasa (17/09).

Siswo melaporkan itu bersama dua Kapolres dan Instansi Pemerintah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru dalam video konferen dengan Danrem 101 Antasari dan Kapolda Kalsel.

Ia juga memastikan jika penerbangan di Bandara Syamsudin Noor sudah tidak lagi tertunda. Pasalnya, jarak pandang penerbangan sudah mencapai 1.500 hingga 3.000 meter.

Meski demikian, komandan Kodim berpangkat dua mawar dipundaknya tersebut juga memastikan, pihaknya bersama anggota Satgas lainnya akan terus melaksanakan penanganan dan pembasahan lahan dampak dari Karhutla.

“Terutama di lahan-lahan gambut yang berdekatan dengan Bandara Syamsuddin Noor. Atau lebih tepatnya di Daerah Guntung Damar yang jaraknya tak jauh dari SMP 15,” ungkapnya.

Tak hanya itu, pembuatan saluran agar air di Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura Barat, dapat mengalir ke Guntung Damar. Pembangunan tersebut sebutnya, diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi.

Selama pencegahan ini, Satuan Tugas (Satgas) melibatkan sebayak 150 anggota. Terdiri dari berbagai unsur, baik dari pihak TNI, Polisi, pemerintahan, serta masyarakat. Mereka bersiaga di 9 titik posko yang ada di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.

“Dan juga kami mendapatkan tambahan bantuan dari Satgas Penanggulangan Bencana Karhutla sebanyak 600 orang,” sebut Siswo Budiarto.

Dalam tugasnya, mengendalikan Karhutla agar api tidak meluas, pihaknya mendapatkan 5 unit mesin alkon, 25 unit selang, serta 5 unit genster, dari Pemko Banjarbaru pada 15 September tadi.

Siswo menyebutkan bencana Karhutla sudah terhitung dari 1 Agustus hingga 16 September 2019. Untuk Kota Banjarbaru didapati sebanyak 198 titik api (hotspot), dengan luas hutan dan lahan yang terbakar sebanyak 359,659 hektar.

“Sedangkan untuk Kabupaten Banjar terdata sebanyak 144 titik dengan luas area hutan dan lahan yang terbakar 320,565 hektar,” pungkasnya.

Baca Juga: Kabut Asap Makin Pekat, Sekolah di Kobar Diliburkan

Baca Juga: Teror Kabut Asap, Kotawaringin Barat Buka Rumah Oksigen

Reporter: AHC 15
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner