bakabar.com, JAKARTA – Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, menjadi sorotan sejumlah public figure.
Bersama Ibu Negara, Jokowi menghadiri dan menjadi saksi akad nikah yang berlangsung di Ballroom Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4).
Kegiatan Presiden tersebut lantas diunggah oleh akun twitter resmi Kementerian Sekretariat Negara @KemensetnegRI, serta laman resmi setneg.go.id.
“Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana hadir pada acara akad nikah Titania Aurelie Nur Hermansyah (Aurel) dengan Muhammad Attamimi Halilintar (Atta),” tulis laman resmi Kemensetneg.
Unggahan itu mendapat beragam respons dari warganet. Beberapa di antaranya mengkritik, tak sedikit pula yang mengapresiasi.
Tidak cuma warganet, karena beberapa public figure juga berbicara mengenai unggahan yang dinilai kurang lazim dilakukan oleh lembaga negara.
“Atta itu salah satu millenials paling berpengaruh di Indonesia. Para politisi pasti ingin merapat, bisa dipahami,” tulis komika Ernest Prakasa melalui Twitter.
“Tapi kalau ikut dipublikasikan pakai akun Sekretariat Negara, menurut saya sih aneh. Apa urusannya sama Negara, woy?” imbuhnya.
Sementara dr Tirta Mandira Hudhi yang juga dikenal sebagai influencer, melihat masalah tersebut dari dua sisi.
“Pertama nih, soal protokol itu sudah ada CHSE, loh kok beda-beda dirazia?”beber Tirta melalui Instagram pribadi.
“Nah, setahu saya nih di bulan Januari dan Februari kan PSBB sudah diperlonggar asalkan sesuai dengan peraturan CHSE yang di-post Parekraf,” imbuhnya.
Lantas Tirta menceritakan soal kemudahan mendapatkan izin menggelar acara, selama masih sesuai protokol kesehatan. Di antara pernikahan tiga pegawainya, serta acara bersama Deddy Corbuzier.
Namun seperti Ernest, Tirta menyayangkan akun Twitter @KemensetnegRI yang mengunggah foto kehadiran Jokowi dalam acara pernikahan tersebut.
“Yang jadi masalah adalah kenapa Kemensetneg meng-update itu, seolah-olah itu agenda resmi,” kritik Tirta.
“Harusnya Kemensetneg tidak perlu meng-update itu karena kasihan Atta-nya malah keseret seolah-olah itu agenda negara. Harusnya ini menjadi pelajaran buat juru Setneg agar kedepan lebih berhati-hati,” tandasnya.