Kalsel

Jembatan Kayu Tangi I Tak Kunjung Dibuka, Sikap Balai Jalan Bikin Hiswana Migas Kalsel Penasaran

apahabar.com, BANJARMASIN – Hiswana Migas Kalsel bersama Balai Pelaksana Jalan Nasional XI Banjarmasin telah melakukan ujicoba…

Featured-Image
Posisi Jembatan Kayu Tangi I yang berada di samping Pembangunan Jembatan Sungai Alalak. Foto-apahabar.com/Muhammad Syahbani

bakabar.com, BANJARMASIN – Hiswana Migas Kalsel bersama Balai Pelaksana Jalan Nasional XI Banjarmasin telah melakukan ujicoba terhadap Jembatan Kayu Tangi I pada 17 Februari lalu.

Mereka mencoba melintaskan truk bermuatan elpiji seberat 13 ton di atas jembatan penghubung antara Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala tersebut.

Hasilnya, truk tersebut dapat dengan mulus melintasi jembatan yang saat ini ditutup menyusul pembangunan Jembatan Sungai Alalak di sampingnya.

Namun, meski bisa dilintasi, Balai Jalan tetap tak mau membuka jembatan itu untuk pendistribusian elpiji yang saat ini terhambat.

“Alasannya karena tua. Sudah karatan. Sama ada yang sudah geser. Itu sih alasannya,” ujar Ketua Hiswana Migas Kalsel, Saibani, Sabtu (27/2).

Saibani mengatakan pada 25 Februari lalu, mereka kembali menggelar rapat di Polda Kalsel. Dihadiri pihak Polda, Hiswana Migas, Pertamina, Balai Jalan, dan Dishub.

img

Isi rapat tersebut sama, membicarakan terkait permasalahan yang saat ini terjadi di lapangan. Pasalnya, distribusi elpiji terhambat akibat rusaknya sejumlah infrastruktur jalan dan jembatan akibat banjir.

Namun sayang, rapat tersebut tak membuahkan hasil yang memuaskan. Balai Jalan tetap kekeh tak ingin membuka Jembatan Kayu Tangi I sebagai solusi jangka pendek.

“Hasilnya Balai Jalan belum bisa mencarikan solusi jangka pendek untuk atasi masalah infrastruktur ini,” kata Saibani.

Seperti diketahui, kelangkaan elpiji 3 kilogram khususnya di Kalsel terjadi pascabanjir. Penyebabnya pendistribusian terhadap lantaran infrastruktur jalan dan jembatan rusak akibat banjir.

Parahnya, harga gas melon di pasaran melambung tinggi. Banyak oknum yang memanfaatkan kesempatan ini. Bahkan gas melon tembus hingga Rp 50 ribu di pasaran.

Masyarakat saat ini panik. Mereka kerap berebut dan menyerbu pangkalan untuk mendapatkan satu biji gas melon. Untung-untungan masih bisa kebagian. Kalau telat, mereka harus pulang dengan tangan hampa.

“Masyarakat saat ini sudah punic buying. Padahal stok gas kita banyak. Cuma bagaimana cara mendistribusikannya ke mereka. Bingung juga kita,” keluh Saibani.

Permintaan pemungsian Jembatan Kayu Tangi I tersebut, kata dia, hanya bersifat sementara. Sembari menunggu perbaikan Jalan Gubernur Syarkawi yang saat ini rusak.

“Kalau solusi ini selesai, kita guyur elpiji ini ke masyarakat, agar tabung-tabung itu terisi. Kalau jalan Sarkawi selesai ya lewat sana lagi. Ini untuk darurat saja,” katanya.

Namun yang Saibani bingung mengapa Balai Jalan tak mau sama sekali membuka Jembatan Kayu Tangi I, meski telah dilakukan ujicoba sebelumnya.

Ujung-ujungnya, Saibani pun menaruh kecurigaan bahwa ada sesuatu yang ditutupi Balai Jalan sehingga tak mau sama sekali membuka jembatan tersebut.

“Sepertinya ada yang ditutup-tutupinya (Balai Jalan). Padahal kami minta nggak continue juga, paling lama satu pekan. Sembari jalan gubernur Syarkawi diperbaiki. Itu saja,” bebernya.

Dikatakan Saibani, saat ini solusi kelangkaan elpiji ini ada di tangan Balai Jalan. Langkahnya ada dua, membuka Jembatan Kayu Tangi I atau mempercepat perbaikan Jalan Gubernur Syarkawi.

“Kalau mereka (balai) nggak mencarikan solusi, lalu apa upaya kita? Kan kewenangannya semuanya di mereka,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner