bakabar.com, BANJARMASIN – Jelang natal dan tahun baru, warga Kota Banjarmasin dibikin menjerit. Lagi-lagi, karena persoalan elpiji subsidi.
Dari pantauan bakabar.com di Banjarmasin, harga si “melon” menembus angka Rp27-30 ribu.
Misalnya di beberapa pedagang eceran di Kawasan Dahlia, Banjarmasin Tengah. Beberapa warung mematok Rp27 ribu.
Angka tersebut melambung jauh daripada harga yang dipatok oleh pangkalan resmi, yaitu Rp17.500 sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Selain di kawasan Dahlia, didapati pula harga Rp28-30 ribu, yaitu di beberapa pedagang di Kawasan Kuin Selatan, Banjarmasin Barat.
Salah satu pedagang di sana turut mematok harga tinggi: Rp28 ribu.
Angka tersebut bahkan adalah harga yang sudah ‘turun’ dari beberapa pekan yang lalu. “Sebelumnya lebih mahal,” ujarnya.
Tingginya harga tersebut membuat warga Kota Banjarmasin mengeluh.
Selain itu, gas subsidi juga sulit ditemukan. Warga tak punya pilihan lain selain membeli di pengecer.
“Sudah mahal, sulit dicari lagi. Kadang kalau datang di pangkalan, habisnya secepat kilat,” kata salah satu ibu rumah tangga, Ita kepada bakabar.com.
Dikonfirmasi soal ini, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani hanya bisa menjawab normatif.
Ia hanya berkata wewenang pendistribusian berada di tangan Pertamina.
“Distribusi gas itu tugas Pertamina. Silakan konfirmasi ke Pertamina atau Dinas ESDM,” ujarnya kepada bakabar.com, Rabu (18/12) siang.
Senada, PT Pertamina sendiri tak berdaya mengatur harga eceran di luar pangkalan resmi.
“Untuk pengecer berada di luar kewenangan Pertamina. Kewenangan kami hanya sampai di pangkalan saja,” jelas Manager Region Communication Relation and CSR Kalimantan, Heppy Mulansari kepada bakabar.com.
Kata Heppy, pihaknya baru bisa bertindak jika menemukan pangkalan yang menjual di atas HET.
“Jika ada pangkalan yang menjual di atas HET, bisa lapor ke aparat atau ke Pertamina di call center 135,” jelas dia.
Ke depan, Heppy berkata Pertamina akan menyalurkan tambahan pasokan untuk antisipasi peningkatan konsumsi jelang Nataru.
Baca Juga:Harga 'Si Melon' Belum Stabil
Baca Juga:Siasat Disperindag Banjar Atasi Meroketnya Harga Si Melon
Reporter: Riyad Dafhi R
Editor: Fariz Fadhillah