bakabar.com, MARTAPURA – Megaproyek revitalisasi kawasan religi Sekumpul Martapura, Kabupaten Banjar panen sorotan. Maklum, pengerjaannya dinilai asal-asalan.
Baru beberapa bulan rampung, hasil segmen pertama proyek bernilai total ratusan miliar itu nyatanya tak sesuai harapan.
Sebagai gambaran, pada tahap 1 pembenahan dimulai dari Jalan Ahmad Yani Martapura hingga jembatan irigasi Sekumpul, mencakup pembangunan gerbang sampai inti kawasan.
Pada tahap ini, sudah banyak temuan keganjilan. Dari paving block berukuran besar di trotoar yang hanya diletakkan begitu saja. Tanpa disemen. Serta bentuknya yang bergelombang dan tidak simetris.
Hingga guilding block atau jalan pemandu bagi para difabel yang dipasang di atas trotoar hanya ditempel menggunakan lem. Parahnya, tampak sudah banyak yang lepas bahkan hilang.
Maka tak salah Ketua LSM Masyarakat Memperdulikan Fungsi Sungai (Mamfus) Anang Rosadi Adenansi turun tangan memberi atensi.
Melalui video Tiktok, mantan anggota DPRD Kalsel ini mengkritik habis-habisan hasil pekerjaan tahap pertama.
Anang tampak melempar guide block yang hanya dipasang seadanya itu. Video Anang pun cepat menyebar dan viral. Hingga kemarin, sudah tembus lebih 3 juta penonton.
Tak lama setelah kritik itu mencuat, PT Cahaya Sriwijaya Abadi buka suara. Pihak pelaksana mengaku sudah melakukan perbaikan terhadap lintasan yang rusak.
Lalu mereka berjanji akan secepatnya memperbaiki jalur penyandang disabilitas atau guiding block yang terlepas.
Menyikapi kerusakan yang terjadi, pihak kontraktor berkomitmen melakukan perbaikan selama masa pemeliharaan.
Tim Pelaksana Proyek revitalisasi kawasan religi Sekumpul PT Cahaya Sriwijaya Abadi, Maulana Alfarisi menyampaikan perbaikan dilakukan secara bertahap.
"Sebagian sudah kita perbaiki dan kita akan komitmen apabila terjadi kerusakan akan kita perbaiki selama masa pemeliharaan hingga 16 September 2022," ucap Maulana, Selasa (7/6).
Ia melanjutkan sebagian lintasan yang rusak dilakukan pemadatan, kemudian pemasangan paving. Sedang untuk guiding block akan dilem kembali namun diperkuat dengan pizer dan baut.
"Dari spek [spesifikasi] yang kita kerjakan memang sudah sesuai, bahwa lintasan revitalisasi kawasan religi Sekumpul memang bukan untuk dilintasi kendaraan bertonase berat dan hanya diperuntukan untuk pejalan kaki saja," pungkasnya.
@apahabarcom Review Proyek Miliaran di Sekumpul, Anang Rosadi: Pak Jokowi Harus Tahu! #tiktokberita#sekumpul#martapura
Sekadar diketahui, pembangunan infrastruktur satu ini merupakan proyek Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalsel.
Kementerian PUPR menggelontorkan dana sebesar Rp38,2 miliar bersumber dari APBN 2021. Dana itu bersumber dari pinjaman luar negeri untuk penggarapan segmen I dan II. Jika mencapai segmen III, megaproyek penataan Sekumpul ini ditaksir menelan dana hingga Rp250 miliar atau hingga 2023 mendatang.
Dimulai sejak akhir Mei 2021 dengan durasi 240 hari atau 8 bulan, proyek penataan kawasan Sekumpul ini sempat molor hingga tahun 2022.
Rencana revitalisasi kawasan Sekumpul sebelumnya memang lebih dulu diperjuangkan Komisi II (kala itu masih duduk di Komisi V) DPR RI Dapil Kalsel, Rifqinizamy Karsayuda.
19 April 2021, saat reses, Rifqinizamy menyempatkan bersilaturahmi dengan Bupati Banjar Saidi Mansyur dan Wakil Bupati Said Idrus Al-Habsyie di Mahligai Sultan Adam.
Rifqinizamy optimis penyelesaian revitalisasi Sekumpul sesuai target. Sebab, kata dia, masyarakat sekitar makam Guru Sekumpul mendukung penuh proyek revitalisasi ini.
Rekam Jejak Kontraktor
“Rekam jejak tersebut menjadi bayang-bayang pada proyek revitalisasi kawasan religi Sekumpul kali ini.”
PT Cahaya Sriwijaya Abadi merupakan kontraktor pelaksana. Sementara konsultan pengawasnya dipegang PT Tema Karya Mandi Jo CV Tika Kreatif Desain Konsultan.
Lantas, bagaimana rekam jejak sang kontraktor pelaksana proyek bernilai ratusan miliar ini?
Melihat rekam jejaknya, bisa dibilang biasa-biasa saja.
PT Cahaya Sriwijaya Abadi pernah memegang proyek dermaga di Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tak sendiri. Kontraktor asal Palembang ini memenangi lelang itu bersama PT Berkat Serasan Mandiri. PT Cahaya mengerjakan Dermaga Plengsengan Tanjung Gading. Sedang PT Berkat memegang proyek Dermaga Rakyat Penutuk.
Terdiri dari 5 kegiatan dengan nilai Rp 32 miliar tahun 2021, proyek rehabilitasi dan pembangunan dermaga di Bangka Selatan kala itu sempat jadi buah bibir.
Pasalnya, tak ada progres pekerjaan fisik pada tiga bulan awal sejak kontrak dimulai Juli 2021.
Seiring berjalannya waktu, kekhawatiran pun akhirnya terbukti. Empat dari lima kegiatan tak selesai dan terpaksa harus diperpanjang masa kerjanya.
Bahkan, dua kegiatan di antaranya lagi mesti dilakukan dua kali masa perpanjangan.
Proyek yang menelan puluhan miliar dana alokasi khusus (DAK) itu seharusnya telah rampung pada 27 Desember 2021.
Namun, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memberi perpanjangan waktu selama 50 hari kerja. Parahnya, waktu tersebut mesti ditambah lagi selama 40 hari, sebab kontraktor tak mampu menyelesaikan pekerjaan dua dermaga di Bangka Selatan itu tepat waktu.
Rekam jejak tersebut jelas menjadi bayang-bayang pada proyek revitalisasi kawasan religi Sekumpul kali ini.