bakabar.com, JAKARTA - Bambang Rukminto melihat kebakaran yang melanda salah satu ruang Baintelkam bisa menjadi momentum Polri mempercepat penuntasan kasus.
"Peristiwa kebakaran di Baintelkam lebih pada tekanan agar Kapolri segera mempercepat penuntasan kasus-kasus yang sedang ditangani Bareskrim," jelas pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) kepada bakabar.com, Jumat siang (25/11).
Bambang melihat tak menutup kemungkinan insiden-insiden serupa akan sering terjadi ke depan.
"Memang akan muncul asumsi adanya sabotase. Benar atau tidak asumsi tersebut tentu juga perlu penyelidikan," jelasnya.
Sebagaimana publik ketahui, sederet kasus di internal kepolisian tengah menjadi sorotan publik.
Mulai dari dugaan keterlibatan kelompok polisi pada kegiatan judi online atau 303, penangkapan Irjen Teddy Minahasa dan Tragedi Kanjuruhan.
Dan teranyar tentu saja skandal eks polisi Ismail Bolong dengan konsorsium tambang ilegal yang menyeret nama Kabareskrim, Komjen Pol Agus Andrianto hingga bekas Kapolda Kaltim, Irjen Herry Rudolf Nahak.
"Penuntasan kasus-kasus tersebut harus simultan dan total. Kalau hanya parsial, dan tebang pilih, saya tidak yakin bisa mengembalikan kepercayaan publik pada kepolisian," jelasnya.
"Bersih-bersih internal kepolisian itu sudah bukan hanya kepentingan institusi Polri saja, tetapi sudah menjadi common sense masyarakat," sambungnya.
Dugaan gratifikasi hasil tambang ilegal Kaltim terus menggelinding. Komjen Agus telah membantah menerima duit dari Ismail Bolong. Soal itu, Bambang turut menanggapi.
"Bantahan tersebut tentunya tidak bisa dalih untuk menghentikan pemeriksaan," jelas Bambang.
Menurutnya, semua orang yang diduga terlibat dalam suatu tindak pidana pasti akan membantah dan menyampaikan alibi-alibi, seperti halnya Ferdy Sambo.
"Ferdi Sambo dalam kasus pembunuhan Joshua juga membantah, bahkan melakukan rekayasa dengan kelompoknya," jelasnya.
Dalam kasus Ismail Bolong, surat pemeriksaan kepala Biro Paminal, Divpropam Polri tertanggal 7 April 2022 mengonfirmasi hasil penyelidikan terhadap Komjen Agus.
Keterlibatan Agus mencuat setelah beredarnya video pengakuan Ismail Bolong. Di ruang kerja Kabareskrim Polri, mantan intel Polresta Samarinda itu mengaku telah menyetor uang koordinasi dalam bentuk dolar Amerika sebanyak 3 kali ke Komjen Agus.
Masing-masing pada Oktober, November dan Desember 2021 senilai Rp2 miliar per bulan, dana sebanyak itu diduga sebagai uang pelicin agar polisi mau menutup mata dalam bisnis tambang ilegal di Santan Ulu, Marangkayu, Kutai Kartanegara.
Dalam kesimpulan penyelidikan tim propam, didapati pula keterangan Herry Rudolf Nahak saat menjabat kapolda Kaltim mengelola duit koordinasi dari pengusaha tambang ilegal.
Yang pasti adanya surat pemeriksaan terhadap Komjen Agus telah dibenarkan langsung oleh Sambo maupun Hendra.
Secara logika, kata Bambang, Ferdi Sambo dan Hendra Kurniawan pada bulan itu belum punya motif untuk menjatuhkan Kabareskrim dan kolega-koleganya.
Dibuktikan dengan rekomendasi yang diberikan tak menyentuh pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para perwira tinggi tersebut.
Dalam konteks kasus Ismail Bolong, Sambo dan Hendra hanya menyampaikan kebenaran surat pemeriksaan dan surat rekomendasi pada kapolri yang ditandatanganinya.
"Artinya memang ada problem yang sangat besar terkait kontrol dan pengawasan di internal. Kalau menyangkut kolega perwira-perwira tinggi, mereka sudah biasa saling tutup menutupi," pungkas Bambang.
Penjelasan Polisi
Mabes Polri memastikan tak ada dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran di ruang Baintelkam Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Karopenmas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan memastikan kebakaran dapat dikendalikan dalam waktu cepat. "Informasi dari wakabik yang berada di lokasi, kebakaran bisa dikendalikan dan tidak ada barang-barang lain yang terbakar," kata Ramadhan saat dikonfirmasi pada Jumat dini hari.
Kebakaran di ruang Baintelkam itu diakibatkan oleh gangguan yang dialami dua baterai UPS (uninterruptible power supply). Gangguan menimbulkan kepulan asap. Yang langsung dapat ditangani dengan alat pemadam api ringan (APAR).
"Infonya, ada dua baterai UPS yang mengalami gangguan yang mengakibatkan kepulan asap, saat dipadamkan dengan menggunakan APAR biasa," ujarnya.
Rencananya, kata Ramadhan, baterai UPS itu akan dipindahkan ke luar kantor oleh teknisi tapi mengalami hubungan pendek arus listrik. "Mengalami semacam hubungan pendek yang mengakibatkan percikan api," terangnya.
UPS berfungsi memasok daya ke peralatan elektronik ketika aliran listrik dari PLN terputus sehingga peralatan itu dapat terus berfungsi.
Seperti diberitakan sebelumnya kebakaran terjadi di salah satu ruang Baintelkam pada Kamis (24/11) malam. Petugas call center Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan Suparno menerima laporan kebakaran sekitar pukul 19.55 WIB.
Api berhasil dipadamkan sekitar tiga menit kemudian dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), tetapi asap tebal kembali muncul pada sekitar pukul 22.15 WIB. Damkar Jakarta Selatan menerjunkan sebanyak 15 unit kendaraan pemadam dan 65 personel guna menangani situasi.