haul guru sekumpul

Jangan Sembrono! Begini Adab Ziarah ke Makam Abah Guru Sekumpul

Bukan sekadar memanjatkan doa, rupanya ada sejumlah adab yang perlu dipatuhi ketika berziarah makam Guru Sekumpul.

Featured-Image
Makam Abah Guru Sekumpul di Musala Ar-Raudhah (Foto: dok. Bondowoso Jatim Network)

bakabar.com, JAKARTA – Haul Akbar ke-18 Abah Guru Sekumpul resmi digelar untuk umum di Musala Ar-Raudhah, Kabupaten Banjar pada Minggu (29/1) malam nanti. Seiring dengan itu, jamaah sekaligus bisa berziarah ke makam KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.

Tak cuma acara Haul Akbar ke-18, jamaah sejatinya bisa berziarah ke peristirahatan terakhir Guru Sekumpul tiap malam Selasa atau Jumat. Pada malam itu, umumnya jumlah peziarah sampai membludak.

Bukan sekadar memanjatkan doa, rupanya ada sejumlah tata krama yang perlu dipatuhi ketika berziarah makam Guru Sekumpul. Adab tersebut sebagaimana disarankan oleh sang penjaga makam, Abah Guru Hudari.

Baca Juga: Resmi, Haul Ke-18 Guru Sekumpul untuk Umum di Musala Ar-Raudhah

Menurutnya, adab pertama yang mesti dilakukan sebelum sampai di makam Guru Sekumpul ialah mensucikan diri dengan wudhu. Kemudian, sebelum duduk di dekat kubah, sepatutnya berdiri terlebih dahulu sembari membaca: "Salamullah yaa sa'adah.”

Usai melafalkan bacaan itu, sambung Abah Guru Hudari, peziarah disarankan membayangkan ulama kharismatik itu benar-benar sedang berdiri di hadapan mereka. Lalu, mintalah izin pada sang ulama untuk menyampaikan hajat agar ‘diteruskan’ ke Nabi Muhammad dan Allah.

Adab berikutnya, barulah peziarah dipersilakan duduk di dekat kubah sembari membaca Surat Yasin, tahlil, dan memanjatkan doa arwah. Kemudian, disambung dengan membaca Al Fatihah yang ditujukan kepada Abah Guru Sekumpul.

Bacaan Al Fatihah itu patutnya diperuntukkan pula bagi Guru Semman Mulya, Guru Salman Jalil, serta Hj Masliyah. Sebab, ketiganya memang dikebumikan dekat dengan makam Abah Guru Sekumpul.

Selepas memanjatkan bacaan-bacaan tersebut, peziarah disarankan untuk tak langsung berdiri. Sebaiknya, ucapkan “melalui karomah Engkau, kami ada di sini sambil memejamkan mata” terlebih dahulu.

Setelah itu, barulah berdiri sambil membaca shalawat dengan meyakini bahwasanya Abah Guru Sekumpul adalah wali Allah. Sebelum pulang, ucapkan dalam hati, “melalui perantara Engkau, maka kabulkan hajat kami.”

Itulah beberapa adab yang sepatutnya diterapkan ketika berziarah ke peristirahatan terakhir Abah Guru Sekumpul, sebagaimana dibeberkan sang penjaga makam itu sendiri. Semoga bermanfaat!

Editor
Komentar
Banner
Banner