bakabar.com, BANJARBARU - Meski perekonomian Kalsel bertumbuh di triwulan III 2022. Tapi pemerintah jangan lengah.
Sebab, ancaman resesi global menghantui Banua. Presiden Jokowi pernah menyebut, tahun depan kemungkinan krisis global masih berlanjut serta kemungkinan terjadi resesi.
Untuk mengantisipasi hal itu, Pemprov Kalsel bakal melakukan sejumlah program prioritas dalam pengendalian pangan serta peningkatan produksi beras.
"Kita harus siap jika ada hal darurat yang mungkin terjadi di luar perencanaan atau dugaan," kata Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar baru tadi.
Di sisa tahun 2022 ini, Roy mengklaim sudah meminta jajarannya agar memaksimalkan anggaran di belanja tidak terduga (BTT) untuk pengendalian pangan. Alokasi BTT kata dia, sekitar Rp80 miliar lebih dan sudah digunakan 50 persen.
Kemudian kepada dinas atau SKPD terkait, dirinya meminta agar memastikan program dan kegiatannya turut mendukung peningkatan produksi pangan di Banua.
Menurut Roy, ada tiga komoditi yang perlu perhatian khusus saat ini. "Yakni, beras, daging sapi dan daging ayam ras," ujarnya.
Ia menyebut akan melakukan pasar murah untuk tiga komoditi itu paling lambat pekan depan. Adapun lokasinya berada di tiga kabupaten/kota.
"Banjarmasin, Kotabaru dan Tanjung Tabalong," tutur Roy.
Mengapa di tiga kabupaten/kota itu? Roy memaparkan, karena ketiga daerah itu mengalami inflasi cukup tinggi. Dari pasar murah yang akan dilakukan, diharapkan harga komoditi yang saat ini melambung, bisa dikendalikan.
Roy bilang, operasi pasar ini merupakan strategi jangka pendek. Untuk langkah jangka menengah hingga panjang adalah peningkatan produksi komoditi.
"Nanti, kami akan mendata komoditi apa saja yang produksinya bisa ditingkatkan serta memperbaiki distribusinya," tandas Roy.
Meminjam data BPS Kalsel, ekonomi Banua mengalami pertumbuhan sebesar 5,00 persen pada triwulan III 2022.