Kalsel

Ironi Pasien Covid-19 Banjarmasin yang Meninggal Sendirian Saat Isolasi Mandiri

apahabar.com, BANJARMASIN – Virus Covid-19 terus merenggut korban jiwa. Selama pandemi, begitu banyak orang mati sendirian….

Featured-Image
Jasad Bernadus tak terbungkus sehelai pun busana saat ditemukan di kediamannya, Jalan Bumi Mas Raya, Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan, Rabu (13/1). Foto: Dok.apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Virus Covid-19 terus merenggut korban jiwa. Selama pandemi, begitu banyak orang mati sendirian.

Keluarga atau teman tak diizinkan untuk mendampingi, demi menghindari penularan virus Corona.

Seperti yang menimpa Bernadus, seorang pasien Covid-19 asal Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan, Rabu (13/1).

Pria 52 tahun itu meninggal dunia seorang diri di kediamannya, saat isolasi mandiri. Jasad Bernadus ditemukan tanpa terbungkus sehelai pun busana.

Dr. Iwan Aflanie dari Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menyayangkan kematian Bernadus.

Menurutnya, kejadian itu mestinya bisa dihindari jika yang bersangkutan mendapatkan perhatian khusus.

“Idealnya pasien isolasi mandiri itu tidak mengalami kematian atau perburukan. Kalau sampai ada kematian satu kasus yang patut kita cermati dan disayangkan,” ujarnya kepada bakabar.com.

Menurutnya, isolasi mandiri memang salah satu prosedur penanganan pasien yang terindikasi terpapar Covid-19.

Akan tetapi, jika yang bersangkutan memiliki gejala mestinya bisa ditangani lebih serius.

Meski gejala yang diderita pasien kategori ringan, namun bisa saja berubah sewaktu-waktu. Bisa saja semakin memburuk.

“Batuk pilek itu golongan ringan sampai sedang. Tapi hati-hati, semua gejala itu merupakan perjalanan penyakit. Yang tadinya batuk pilek itu bisa memburuk,” jelas Dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Terlebih apabila yang bersangkutan memiliki komorbid alias penyakit penyerta. Tenaga kesehatan mesti bisa lebih waspada. Pasien seyogianya diisolasi di tempat khusus.

“Enggak mesti di rumah sakit. Di rumah karantina milik pemerintah juga bisa. Kalau diisolasi di rumah karantina pasien bisa terpantau, bisa diberi suplemen, terapi sesuai standar bisa dilakukan. Kalau begitu imunitas akan naik,” jelasnya.

“Tapi kalau seada-adanya di rumah, kita tak bisa memperhatikan apakah orang ini cukup makan, gizi cukup, suplemen cukup. Kalau itu tak terpantau maka akan sangat berbahaya,” lanjutnya.

Menyinggung soal pernyataan Kepala Dinkes Banjarmasin, Machli Riyadi, yang berkata kematian pasien Covid-19 saat isolasi mandiri sepenuhnya menjadi tanggung jawab keluarga, Iwan kurang sependapat.

Sebab ujarnya, apa yang diderita si pasien bukan penyakit biasa. Akan tetapi virus yang saat ini sudah menjadi pandemi.

Menurutnya, ini menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya keluarga. Ada tanggung jawab lintas sektoral. Yakni, Dinas Kesehatan sampai Puskesmas sampai rukun tetangga.

“Bukan mencegah batuk pilek biasa bukan. Ini sudah pandemi. Maka tanggung jawab di sini tetap saja pengampu kebijakan itu memiliki tanggung jawab, karena ia juga memiliki kewenangan, dan tak bisa lepas tangan. Ini jadi catatan ke depan agar penanganan lebih baik,” tukasnya.

Bernadus ditemukan warga tewas seorang diri di kediamannya, sekitar pukul 10.30 tadi.

Kepala Puskesmas Pemurus Baru, Dokter Nuriandi membeberkan bahwa Bernadus positif Covid-19.

“Kemarin sore, hasil swab-nya keluar, hasilnya positif Covid-19,” ujarnya.

Bernadus memiliki gejala batuk dan pilek. Meski bergejala, ia belum mendapat perawatan intensif. Hanya dikasih obat-obatan.

Rencananya, hari ini pihaknya baru mengambil langkah medis lanjutan. Namun sayang, Bernadus keburu meninggal dunia.

“Gejalanya batuk serta pilek. Sudah kita kasih obat-obatan. Rencananya hari ini ditindaklanjuti,” katanya.

Keterangan warga setempat, istri Bernadus tengah menginap di tempat kerabatnya di Gambut, Kabupaten Banjar.

Usai dievakuasi, jasad Bernadus langsung dikremasi. Rencananya kremasi dilakukan di kawasan Ahmad Yani Km 22, Landasan Ulin, Banjarbaru.

“Sesuai kepercayaan keluarga,” ujarnya. “Nanti kerabat beliau datang untuk mengambil abu jenazahnya,” sambungnya.

Selepas kremasi Bernadus, dokter Nuriandi akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 kelurahan untuk melakukan sterilisasi rumah.

Kepada warga, Nuriandi menghimbau agar tak panik atas kematian Bernadus.

“Tetap terapkan protokol kesehatan yang ada, seperti selalu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak serta menjaga imun tubuh, maka semua akan baik-baik saja,” katanya.

Sampai hari ini, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Banjarmasin mencapai 4.204 kasus. Rinciannya, 189 kasus aktif, meninggal dunia 179, sembuh 3.836 orang.

Dari jumlah kasus aktif jika dikerucutkan, untuk yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 96 pasien. Dan yang diisolasi di rumah sakit sebanyak 93 pasien.

Sementara untuk jumlah suspek 185 orang, yang terdata kontak erat 6.853, dan selesai isolasi sebanyak 2.919 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi saat dikonfirmasi masih belum menerima laporan dari pihak Puskesmas Pemurus Baru.

Machli menyatakan pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak keluarga.

“Keluarganya yang bertanggungjawab. Prosedurnya ketika ada yang isolasi mandiri ada satu orang dari keluarganya yang jadi pengampu. Jangan ditinggalkan sendirian,” kata Machli.

Adanya pengampu menjadi prinsip dasar teknis isolasi mandiri. Sehingga ketika kondisi darurat pasien bisa segera ditolong.

Jenazah Pria Terindikasi Covid-19 di Banjarmasin Akan Dikremasi



Komentar
Banner
Banner