bakabar.com, TANJUNG - Pertandingan cabang olahraga sepak bola di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Kalimantan Selatan (Kalsel) antara Tim Kabupaten Tanah Laut (Tala) dan Tim Kabupaten Tabalong berakhir ricuh.
Laga yang digelar di Stadion Pertasi Kencana, Tanah Laut, pada Minggu (9/11/2025), terpaksa dihentikan wasit setelah terjadi keributan antar pemain.
Tim Tabalong kemudian memilih walk out (WO) dari pertandingan. Pelatih Tim Sepak Bola Tabalong, Khalil Ikhwan, menyebut keputusan itu diambil karena merasa timnya tidak mendapatkan keadilan dan sejumlah pemainnya menjadi korban kekerasan di lapangan.
“Dihentikannya pertandingan oleh wasit karena ada aksi pemukulan yang dilakukan pemain Tanah Laut terhadap pemain kami,” kata Khalil kepada bakabar.com, Selasa (11/11/2025).
Menurut Khalil, insiden tersebut menyebabkan beberapa pemain Tabalong mengalami tindakan kasar dari lawan.
“Ada satu pemain kami dicekik, tiga pemain dipukul, dan ada juga yang diterjang. Tapi wasit tidak memberikan keputusan yang adil,” ujarnya.
Ia menilai, keputusan pengadil di lapangan justru merugikan timnya. “Ironisnya, wasit malah memberikan satu kartu merah kepada pemain Tabalong yang tidak melakukan pemukulan, sementara pemain Tanah Laut hanya satu orang yang diusir,” tambahnya.
Sebagai bentuk protes ke wasit, mereka memutuskan walk out. Khalil menegaskan keputusan walk out diambil demi keselamatan dan harga diri tim. “Walk out ini kami pilih karena situasi di lapangan sudah tidak kondusif. Kami tidak ingin kejadian itu terulang kalau pertandingan dilanjutkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Khalil mengaku sejak awal sudah kecewa dengan kepemimpinan wasit dalam laga tersebut. Beberapa pelanggaran terhadap pemainnya disebut diabaikan, sementara pelanggaran kecil yang dilakukan Tabalong langsung diganjar peluit.
“Menurut kami, kepemimpinan wasit sudah mengubur harapan Tabalong untuk melaju ke semifinal Porprov Kalsel 2025 di Tanah Laut,” ungkapnya.
Meski kecewa, Khalil menegaskan timnya tetap menjunjung tinggi sportivitas. “Sejak awal kami siap kalah secara sportif, tapi kami tidak mau dikalahkan dengan cara yang tidak adil dan disertai kekerasan,” pungkasnya.









