bakabar.com, JAKARTA - Musisi legendaris Jhonny Iskandar meninggal dunia pada Jumat 10 Mei 2024. Penyanyi yang dikenal dengan orkes Pengantar Minum Racun (PMR) itu mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 08.45 WIB.
Jhonny Iskandar merupakan penyanyi dangdut yang sudah puluhan tahun malang melintang di jagad musik dangdut Indonesia. Kaca mata berantai dan lengkingan suaranya menjadi ciri khas tersendiri yang membuatnya unik. Lagu yang menjadi hits dan terkenal sampai sekarang adalah "Pengemis Cinta".
Siapa sangka, sang legenda pernah menghabiskan masa mudanya di pesantren. Pria kelahiran 20 Oktober 1960 itu tercatat pernah mondok di Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo pada 1973-1977.
Meski hanya 4 tahun, tetapi bagi Jhonny Iskandar pengalaman di pesantren itu merupakan salah satu kenangan yang tidak terlupakan. “Mondok di Genggong banyak kenangan yang masih lekat di ingatan saya. Misalnya kalau sedang baca burdah (syair tentang pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad SAW), pokoknya yang paling ramai itu karena bacaan burdah saya dangdutan,” katanya.
Pria asli pulau Masalembu, Madura, ini mengaku memilih nyantri di Genggong karena kebiasaan masyarakat di tempat asalnya. Rata-rata, tetangga seusianya banyak yang mondok di Pesantren Zaha Genggong.
Sejak nyantri itulah, bakat musik Jhonny Iskandar kian terasah. Bukan hanya menyanyi lagu dangdut, dia juga memiliki kemampuan menjadi seorang qori’. Kemampuan itu makin terasah di Genggong. Bahkan, belakangan dia diberi amanat untuk mengajar Qiroatul Qur’an kepada para santri.
Selama di Genggong, kemampuan vokal Jhonny Iskandar juga disalurkan dengan menjadi vokalis grup zafin bernama Hijir Marawis Genggong.
Selama mondok, grup zafin ini banyak diundang manggung di berbagai tempat. Grup ini pun dikenal masyarakat penikmat lagu padang pasir masa itu.
Bersamaan dengan itu, aktivitasnya mengajar qira’ah, bersekolah, dan mendampingi almarhum al-arif billah KH Hasan Saifourridzall, pengasuh ketiga Pesantren Zaha Genggong, sama-sama berjalan.
Hal yang tidak bisa dilupakannya dari nyantri di Genggong, menurut Jhonny Iskandar, adalah saat dia dibaiat oleh KH Ahmad Taufik Hidayatullah, salah satu pengasuh pesantren. Oleh karena itu, ijazah tersebut terus diamalkan oleh Jhonny Iskandar.
Pada tahun 1977, Jhonny Iskandar menyelesaikan masa mondoknya. Dia lantas ikut orang tuanya yang dipindah tugaskan perusahaannya, Continental Oil Company (Conoco), ke Jakarta.
Sambil sekolah SMA, kemampuan vokal terus Jhonny Iskandar kembangkan. Caranya, dengan membentuk grup musik beranggotakan 6 personEl termasuk Jhonny sendiri.
Grup itu pun sering manggung, bahkan ikut lomba. Baik secara grup maupun individu, Jhonny Iskandar selalu merebut juara lomba musik itu.
Dikutip dari pikiran-rakyat.com, Jhonny Iskandar lahir di kota Gresik, Jawa Timur, dan berasal dari keluarga berada. Keinginannya menjadi penyanyi dangdut sudah ada sejak kecil, tetapi keinginan itu ditentang oleh kedua orangtuanya. Berbekal nekat, dia melanjutkan karier bernyanyinya dan merantau ke Ibu kota. Suaranya yang tinggi dan mempunyai lengkingan yang khas, membuatnya tidak terlalu sulit menembus dapur rekaman Jakarta.
Namanya tidak hanya tenar sebagai penyanyi dangdut solo, Jhonny Iskandar juga dikenal sebagai vokalis grup PMR. PMR adalah grup dangdut yang mempunyai ciri khas lirik yang jenaka, aliran musiknya pun tidak 100 persen dangdut. Akan tetapi, ada sentuhan yang lain yang membuat siapa saja yang mendengar akan segera tahu, bahwa itu adalah lagu PMR.
Penyanyi yang terkenal dengan hits Pengemis Cinta ini adalah suami dari Mega Mustika. Istrinya juga seorang penyanyi dangdut ternama pada masanya. Pasangan suami istri itu beberapa kali membuat lagu duet yang cukup meledak di pasaran.
Nama Jhonny Iskandar sendiri tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan seorang Ona Sutra. Dia adalah penemu bakat dan juga yang mengorbitkan penyanyi dangdut tahun 90-an ini.
Jhonny Iskandar jugalah yang memberi nama panggung kepada Ona Sutra. Meski pada awal kariernya tidak disetujui oleh kedua orangtua, tetapi pada akhirnya Jhonny Iskandar membuktikan kepada mereka bahwa dia juga bisa sukses berkarir sebagai penyanyi dangdut.
Kariernya mulai menemukan jalan, Jhonny Iskandar makin terkenal saja sebagai pedangdut. Secara tidak sengaja, dia mempunyai tetangga yang bekerja sebagai penyiar radio Prambors yang terkenal di Jakarta pada saat itu.
Meski terkesan asal-asalan, bukan berarti konsep lagu yang diusung diciptakan sekenanya. Sebab, personel grup musiknya mempunyai konsep lagu yang kaya. Hanya saja, pilihan lagu yang dibawakan harus berbeda dengan grup musik lain. Sayang, Jhonny Iskandar rupanya tidak hafal berapa jumlah album dan lagu yang dihasilkan.
Kisah suksesnya makin lengkap dengan kehadiran 4 putra-putrinya. Mereka adalah, Mohammad Hasan Dzikrullah, Indah Tawakkalni, Siti Saidah Iskandariah dan Siti Malikal Bilqis.
Tidak ingin sia-sia nyantri, Jhonny Iskandar juga membuat album untuk Pesantren Zaha Genggong. Sebagian lagu diciptakan KH. Hasan Saifourridzall, sebagian lagi oleh Jhonny Iskandar yang sekaligus sebagai vokalisnya.
Di bagian akhir album yang terbit pada tahun 1980 itu, ada doa khusus yang dibaca Kiai Hasan Saifourridzall.***