Kalsel

Imbas Pandemi ke Penjualan Sapi di Batola Jelang Iduladha 1441 H

apahabar.com, MARABAHAN – Sudah tak mengherankan lagi kalau pandemi Covid-19 telah mengubah banyak aspek, termasuk penjualan…

Featured-Image
Andai tidak terimbas Covid-19, Iduladha menjadi momen panen peternah hewan kurban di Barito Kuala. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Sudah tak mengherankan lagi kalau pandemi Covid-19 telah mengubah banyak aspek, termasuk penjualan hewan kurban di Barito Kuala (Batola).

Batola yang selama ini dikenal juga salah satu rujukan penjualan sapi di sejumlah kota di Kalsel dan Kalteng, ikut terimbas.

Menjelang Iduladha 1441 H, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Batola telah mengidentifikasi 2.156 ekor sapi bali dan 45 ekor kambing siap potong.

Hewan kurban tersebut tersebar di 10 kecamatan berbeda dan 21 penyedia. Paling banyak berada di Kecamatan Wanaraya, Barambai, Mandastana, Belawang dan Rantau Badauh.

Harga sapi yang ditawarkan bervariasi berdasarkan bobot. Sapi dengan berat terendah sekitar 65 hingga 70 kilogram, dijual mulai dari harga Rp13 sampai Rp14 juta.

Mengingat kebutuhan hewan kurban di Batola tidak mencapai 1.000 ekor, sapi-sapi tersebut dilepas ke daerah lain.

“Kalimantan Tengah sudah menjadi salah satu daerah konsumen utama sapi bali dari Batola. Selebihnya dikirim ke Banjarmasin dan Banjarbaru,” jelas Kepala Disbunak Batola, Suwartono Susanto, Kamis (16/7).

Namun terdapat kemungkinan sapi yang terjual tidak mencapai separuh lebih.

Situasi itu disebabkan jumlah pemesanan tak bergerak pesat dalam sebulan terakhir.

“Biasanya 1,5 bulan sebelum Iduladha, pemesanan sudah banyak. Sekarang sekitar dua pekan menjelang Iduladha, pemesanan masih biasa-biasa saja,” papar Sodikun, salah seorang distributor sapi di Desa Danda Jaya Kecamatan Rantau Badauh.

“Sekarang baru terjual 20 ekor sapi. Sementara dulu dalam periode yang sama, kami bisa melepas sekitar 60 ekor. Kalau dipersentasekan, terjadi penurunan hingga 30 persen,” imbuhnya.

Terdapat sekitar 300 ekor sapi Bali siap potong yang tersedia di Danda Jaya.

Seandainya masih tersisa banyak, sapi yang rata-rata berusia 2 tahun itu pun kembali dipelihara.

“Penurunan ini kemungkinan besar disebabkan Covid-19. Tidak cuma penjualan sapi, hampir semua aspek kehidupan terimbas,” beber Sodikun.

“Mungkin banyak masyarakat yang memilih tidak berkurban dulu. Sementara masyarakat yang biasanya berkurban 2 ekor, sekarang cuma memesan 1 ekor,” tambahnya.

Situasi serupa dialami Rubianto, distributor sapi di Desa Tabing Rimbah, Kecamatan Mandastana.

“Membandingkan situasi dengan tahun lalu, sekarang memang terasa jauh menurun,” ungkapnya.

“Namun kami tetap berharap terjadi sedikit peningkatan penjualan dalam sepekan sebelum Iduladha. Andai meleset juga, masih terdapat rumah pemotongan yang mengambil sapi-sapi kami untuk kebutuhan harian,” sambungnya.

Sementara Kabid Produksi Peternakan Disbunak Batola, Heni Diyah Istiningsih, juga mengonfirmasi kelesuan penjualan sapi menjelang Iduladha 1441 H.

“Sedianya stok yang tersedia di Batola sudah surplus. Namun daya beli yang sedikit berkurang, terutama kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” bebernya.

“Dalam tahun-tahun sebelumnya, distributor sudah sibuk melayani pesanan dalam sebulan menjelang Iduladha,” tandasnya.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner