Kalsel

Iduladha Perdana Tanpa Sang Guru, Masjid Jami Diserbu Peziarah

apahabar.com, BANJARMASIN – Kecintaan terhadap mendiang Guru Zuhdi rupanya masih melekat di benak jemaahnya. Sebelumnya, ulama…

Featured-Image
Deretan pedagang musiman juga menghiasi jalan menuju Masjid Jami untuk memanfaatkan momen lebaran kali ini. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Kecintaan terhadap mendiang Guru Zuhdi rupanya masih melekat di benak jemaahnya.

Sebelumnya, ulama bernama lengkap KH Ahmad Zuhdianoor itu tutup usia pada Sabtu 2 Mei, 2020. Guru Zuhdi wafat setelah dirawat intensif di RS Medistra.

Iduladha 1441 dimanfaatkan oleh peziarah untuk mendatangi makam sang guru di belakang Masjid Jami, Jumat (31/7).

Lokasi makam yang berdekatan dengan masjid di kawasan Sungai Jingah, Banjarmasin itu terbukti memudahkan akses jemaah.

Pasalnya, usai menunaikan Salat Id, mereka langsung berduyun-duyun ke kubah, tempat jasad sang guru disemayamkan.

Sekretaris BPK Majta Banjarmasin Hendri Rosade melihat mereka yang datang tak hanya dari Banjarmasin.

“Banyak juga dari luar daerah. Dibanding hari biasa, peziarah yang memadati makan Guru Zuhdi meningkat luar biasa,” ujar Hendri ditemui bakabar.com.

Meski alami lonjakan luar biasa, Hendri memastikan aturan dan protokol kesehatan tetap berlaku.

Sesuai pantauan bakabar.com, sejumlah petugas yang dibekali thermo gun setia menunggu di muka pintu kubah.

Mereka yang masuk wajib hukumnya mengukur suhu tubuh. Rata-rata peziarah juga mengenakan masker.

"Kita ikuti aturan pemerintah. Yang tidak memakai masker mohon maaf tidak diizinkan masuk ke dalam makam," ucap salah seorang relawan Majta, majelis taklim Guru Zuhdi.

Peziarah juga diminta cuci tangan sebelum melepas sepatu. Mereka disarankan untuk saling jaga jarak sekitar 1 meter.

"Sebenarnya sama seperti hari biasanya. Asal mengikuti kebijakan itu kami perbolehkan untuk ziarah," pungkasnya.

Namun terkhusus mereka yang ingin memanjatkan doa diminta menyesuaikan waktu operasional makam Guru Zuhdi.

Adapun makam dibuka selama 11 jam 30 menit atau dari pukul 06.00 hingga 17.30.

img

Foto-bakabar.com/Bahaudin Qusairi

Makam baru ditutup sekitar 2 jam setengah guna pembersihkan dan memberikan ruang untuk keluarga menggelar acara internal.

Menginjak pukul 20.00, makam dibuka hingga setengah jam ke depan.

"Selama tutup itu sekitar makam kita sterilkan menggunakan cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus Corona," tegasnya.

Peziarah yang melantunkan doa di makam umumnya mengaku rindu dengan sosok karismatik Guru Zuhdi.

Terlebih, Iduladha 1441 hijriah ini adalah momen perdana tanpa kehadiran murid daripada Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul itu.

Contohnya, Muhammad Aris Fadillah. Sebelum ke sini, ia lebih dahulu meluangkan waktu ke makam Habib Basirih.

"Rindu kita, makanya hari yang suci ini kita manfaatkan untuk ziarah ke makam ulama-ulama di Kalsel," tutur warga Barito Kuala ini.

Menariknya, deretan pedagang juga menghiasi jalan menuju makam untuk memanfaatkan momen lebaran kali ini. Dominan, mereka menjual foto Guru Zuhdi.

Editor: Fariz Fadhilah



Komentar
Banner
Banner