bakabar.com, BARABAI – Satreskrim Polres Hulu Sungai Tengah (HST) masih mendalami kasus temuan mayat tinggal tengkorak yang tergantung di pohon Ramania di Desa Jamil, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS).
Polisi kemudian menggali keterangan dari para saksi dan mengumpulkan alat bukti untuk mencari titik terang dari peristiwa itu.
Dari hasil olah TKP sebelumnya, polisi mendapati dua identitas berbeda. Satu foto kopi KTP atas nama Jamsi, kelahiran Jamil RT 4 LAS dan kartu pelajar atas nama Marzuki alias Amay (30) kelahiran Tamban, Barito Kuala (Batola).
Berdasarkan keterangan warga, Jamsi adalah ayah kandung dari Marzuki. Saat ini dia berada di kampung halamannya, Desa Jamil RT 4 yang tak jauh dari temuan mayat tadi.
Lantas, warga menduga jika mayat tinggal tengkorak yang tergantung dengan badan yang terpisah hingga membusuk itu adalah Amay. Sebab dia sudah tak terlihat sejak pergantian tahun 2020 ke 2021.
Menurut warga, Amay pernah mengutarakan rencana merayakan tahun baru di Kaltim. Namun hingga kini keberadaannya tidak diketahui.
Kasat Reskrim, AKP Dani Sulistiono, belum bisa memastikan identitas mayat itu adalah Amay.
“Saat ditunjukkan baju, celana dan sepatu yang dikenakan mayat, pihak keluarga tidak yakin itu milik si Amay, karena belum pernah Amay memakai pakaian tersebut sepengetahuan keluarga,” kata Dani saat ditemui bakabar.com di ruang kerjanya belum lama tadi.
“Kalau keluarga belum yakin maka kita lakukan tes DNA,” tambah Dani.
Sebelumnya, diberitakan bakabar.com, sesosok mayat tergantung dengan tali nilon di pohon ramania menggegerkan warga Desa Jamil RT 4 Hulu Sungai Tengah (HST), Minggu (10/1).
Sosok mayat tanpa identitas ini ditemukan pertama kali oleh warga Jamil Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS) sekitar pukul 17.30 WITA.
"Saat itu salah satu warga, Saman mau mengambil rebung bambu. Ada bau menyengat. Setelah dicek ada mayat sudah membusuk,” ujar warga kepada bakabar.com, Kamis malam.
Kondisi mayat mengenaskan, bagian tubuhnya dimakan belatung.
Bagian tubuhnya terlepas dari kepala yang hanya terisa berupa tengkorak. Di kepalanya pun terdapat headlamp.
Saat ditemukan, di tubuh mayat yang terlepas itu masih melekat kaos berwarna coklat, celana jeans biru dan memakai sepatu kets.
Pukul 20.30, Tim Inafis Polres HST baru datang ke TKP yang tidak jauh dari pemukiman warga. Tepatnya di kawasan perkebunan atau sawah.
Di situ, polisi menemukan 2 identitas. Satu atas nama Jamsi dan satunya lagi atas nama Marzuki alias Amay.
Warga menduga mayat tersebut adalah Amay. Sebab Amay yang merupakan anak dari Jamsi itu sudah tak terlihat selama 10 hari lebih.
“Ada warga terakhir ketemu pada Rabu 30 Desember. Dia (Amay, yang diduga mayat membusuk itu-red) mengatakan bahwa hari Kamis (31/12) akan berangkat mau tahun baruan di Samarinda, Kaltim. Sejak awal tahun baru sampai ini tak ada kabar. Dia ini orangnya sering merantau ke luar daerah bekerja,” ujar warga Zainuddin, Minggu malam.
Meski demikian, polisi belum berani mengambil kesimpulan.
Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dani Sulistiono yang turun langsung menyelidiki penemuan mayat ini memilih irit bicara.
“Masih kita telusuri,” tutup Kasat singkat.