News

Hingga Februari 2023, Kemenkominfo Temukan 9.417 Kabar Hoaks

Hingga Februari 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menemukan 9.417 isu kabar hoaks.

Featured-Image
Aktivis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) membentangkan poster yang berisi penolakan penyebaran berita hoax di Bundaran HI, Jakarta, 22 Januari 2023. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Hingga Februari 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menemukan 9.417 isu kabar hoaks.

Data tersebut terentang sejak 2018 hingga 16 Februari 2023. Terdapat pula 1.730 kasus penipuan melalui internet dalam periode yang sama.

"Dunia digital sedianya berisi berbagai macam informasi baik, tetapi konten negatif hingga hoaks juga tidak kalah banyak," papar Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Pudjianto, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (25/2).

"Kami memiliki data-data perihal temuan itu. Baru sampai Februari 2023, jumlah temuan isu hoaks mencapai 9.417," imbuhnya.

Di antara hoaks yang beredar hingga Februari 2023 seperti 'Jokowi Lantik Bharada E Gantikan Posisi Brigadir J', 'KPK Sita Rp120 T dari Rumah SBY & Ibas jadi Tersangka', atau 'Ferdy Sambo Tewas Mengenaskan Akibat Melarikan Diri'.

Kominfo sendiri telah mengampanyekan kunci agar masyarakat terhindar dari informasi atau konten yang mengandung disinformasi, misinformasi, malinformasi, hoaks, hingga penipuan adalah literasi digital.

"Kami terus berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat, salah satunya lewat kolaborasi dengan perguruan-perguruan tinggi," jelas Bonifasius.

"Bentuk kolaborasi yang dilakukan di antaranya menggelar kuliah tentang literasi digital yang melibatkan kementerian, pakar, maupun praktisi," tambahnya.

Pun program literasi digital juga akan disematkan dalam berbagai kegiatan mahasiswa, seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Di sisi lain, kolaborasi itu juga ditargetkan bisa meningkatkan indeks literasi digital nasional yang masih berada di level 3,54 atau masuk kategori sedang.

"Kami berharap upaya mahasiswa meliterasi kepada masyarakat maka bisa mengurangi kemungkinan misinformasi, disinformasi, malinformasi dan hoaks," jelas Bonifasius.

Editor


Komentar
Banner
Banner