bakabar.com, PANGKALAN BUN - Puluhan orang tua siswa SMA Negeri 2 Pangkalan Bun di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mendatangi sekolah yang berlokasi di Jalan Pasanah ini, Rabu (8/2).
Mereka memprotes ulah guru yang menggunting lengan baju sekolah anak-anak, setelah terkena razia. Aksi ini sekaligus meminta klarifikasi, mengingat seragam itu baru 8 bulan dibeli dari sekolah bersangkutan.
Orang tua siswa juga mempertanyakan tujuan razia tersebut. Faktanya mereka yang terkena razia bukan lantaran tidak rapi, melainkan dianggap melanggar petunjuk teknis pemakaian seragam.
"Kami sangat keberatan dengan kebijakan yang diambil pihak sekolah. Anak-anak dirazia karena menggunakan baju lengan panjang. Padahal baju sekolah itu dikeluarkan diadakan sekolah dan sudah berjalan 8 bulan," seru Fran, salah seorang orang tua siswa.
"Kalau memang siswa diharuskan menggunakan seragam lengan pendek, setidaknya diinformasikan terlebih dahulu agar para orang tua siswa mengetahui," tambahnya.
Adapun razia dilakukan, Selasa (7/2). Baju anak-anak yang terjerat razia, langsung dipotong di hadapan siswa yang lain, "Meski di dalam ruangan, sanksi tersebut disaksikan siswa yang lain. Ini sangat memukul perasaan kami sebagai orang tua," tukas Fran.
Oleh karena tanpa pemberitahuan, orang tua siswa pun menganggap aksi tersebut sama dengan bullying yang dikhawatirkan berdampak kepada psikis anak.
"Kami hanya berharap guru SMA Negeri 2 Pangkalan Bun tak lagi melakukan perbuatan itu, meski kepala sekolah bersikeras bahwa sanksi yang dijatuhkan sesuai petunjuk teknis," beber Fran.
"Sedianya pihak sekolah juga tidak memberikan jawaban yang memuaskan. Selanjutnya akan dilakukan mediasi bersama para orang tua dari anak yang terkena razia," sambungnya.
Sementara Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pangkalan Bun, Siti Farida Oktaria, enggan memberikan komentar dengan alasan sedang ditunggu tamu, "Semuanya sesuai petunjuk teknis," jawabnya singkat.