bakabar.com, BARABAI – Empat tahun sudah H Ahmad Makkie wafat. Banyak kesan yang ditinggalkan orang tua dari Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalsel, Abdul Haris Makkie tersebut.
Haul ke 4 sendiri digelar di tanah kelahiran almarhum di Desa Lok Besar, Birayang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Sabtu (14/12). Tepatnya di Pondok Pesantren Tahfizul Al Quran Al Waladi yang dikelola keluarga almarhum. Di depan pondok pesantren itu pula almarhum Ahmad Makkie dimakamkan.
Sebagai salah satu cendekiawan muslim Banua yang lahir 1938 silam itu, maka banyak tokoh yang hadir di acara haul tersebut. Mulai dari ulama, tokoh masyarakat, hingga pejabat pemerintahan kabupaten HST.
Nampak hadir Wakil Bupati HST, Berry Nahdian Furqon beserta jajaran. Begitu pula Ketua DPRD HST dan Kalsel serta pejabat pemerintahan Kalsel juga terlihat pada peringatan itu.
Acara diisi dengan pembacaan maulid habsy dilanjutkan tahlil dan tausiah oleh Guru Bahran Jamil. Nampak semua warga bersama sejumlah tokoh berbaur bersama warga.
“Sangat bersyukur hari ini dapat bersilaturahim dengan keluarga, warga serta sahabat pada haul ke 4. Dan diharapkan apa yang sudah pernah dilakukan almarhum, kebaikan-kebaikan, saya kira menjadi kenangan indah, contoh yang baik,” kata Haris Makkie saat ditemui bakabar.com, Sabtu (14/12).
Di mata Haris, mendiang ayahnya, dalam keluarga merupakan sosok yang diteladani, penyemangat, pedoman dan kerangka dalam mengarungi kehidupan.
“Intinya haul ke 4 ini untuk mengingat kebaikan dan apa yang pernah diajarkan oleh almarhun tentang kebaikan hubungan antar manusia dan tuhan. Itu yang kita maknai pada peringatan ini,” ungkap Haris.
Sementara si bungsu, Damai Mediawan Makkie memegang teguh pesan almaruh ayahnya. Terlebih terhadap ilmu agama. Sejak kecil, kata Damai, anak-anak almarhum tak pernah lepas diajarkan agama Islam. “Beliau sangat disiplin. Ini yang kami pegang sampai saat ini,” kata Damai.
“Dua hari sebelum meninggal, waktu itu di rumah sakit, beliau meminta tubuhnya dihadapkan ke kiblat. Sampai di bawa ke rumah, beliau tak mau rebahan sebelum dihadapkan ke kiblat. Hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Ini pengalaman paling berkesan dan mendalam saat akhir beliau,” cerita Damai.
Sosok Makkie dikenal dengan kecintaannya terhadap Al Quran. Terbukti dari berbagai catatan, almarhum aktif pada berbagai organisasi kemasyarakatan, terutama dalam hal keagamaan seperti yayasan-yayasan pondok pesantren, MUI, Anggota Dewan Penyantun pada IAIN Antasari Banjarmasin (sekarang UIN) dan Uniska.
Almarhum juga menekuni bidang seni baca Al Quran dan drama teater. Tercatat pada 1960an, dia dikenal sebagai qori terbaik mewakili Kalsel pada Konferensi Islam Asia Afrika.
Sejak 1971 dia sudah aktif di Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kalsel. Hingga akhirnya berkiprah di bidang kepemudaan dan politik pada 1979 saat menjadi ketua KNPI Kalsel.
Seiring perjalanannya, dia terpilih sebagai Bupati Kabupaten Tapin selama dua priode (1983-1993). Selama menjabat, dia mengembangkan karya-karya seni tradisional khas Banjar.
Berkat karyanya itu, hingga saat ini setiap Hari Jadi Tapin, digemakan lagu Bastari dan Delapan Sukses dengan alunan musik panting karya almarhum.
Kedekatan almarhum dengan kepemudaan rupanya sempat dirasakan Wakil Bupati HST, Berry NF. Berry yang baru dilantik Kamis (12/12) kemaren, menceritakan pengalamannya tentang almarhum Ahmad Makkie.
Almarhum, kata Berry, orang yang luar biasa. Saat menjabat Direktur Eksekutif Nasional, dia sempat berinteraksi dengan almarhum.
“Beliau sangat mengayomi, mengapresiasi, memberikan arahan. Walau ada perbedaan pendapat, beliau tak mengapa justru beliau mengayomi,” kenang Berry.
Banyak hal yang dibicarakan Berry dengan almarhum, terutama dalam hal lingkungan. “Beliau tidak hanya menguasai di bidang agama, di bidang lingkungan pun beliau paham. Kita pernah konsultasi dengan beliau banyak kasus terkait isu-isu lingkungan,” tutup Berry.
Terlepas dari itu, rencana peringatan haul selain digelar di tanah kelahiran almarhum juga dilaksanakan di Banjarmasin. “Kita selang seling, haul nanti di Banjarmasin, kemudian ke Lok Besar. Atau tempat di mana pernah beliau tinggal. Supaya kita bersama-sama bisa mengenang,” tandas Haris Makkie.
Ahmad Makkie sendiri wafat pada 27 Januari 2016 atau bertepatan pada 17 Rabiul Akhir. Mantan Ketua MUI Kalsel itu berpulang sekitar pukul 15.00 Wita di rumah duka Jalan Cempaka Sari 2 nomor 78, Banjarmasin.
Baca Juga: Resmi, Panitia Rilis Stiker dan Jalur yang Dilewati Jemaah Haul Guru Sekumpul ke 15
Baca Juga: Kebersihan di Haul Sekumpul ke-15, DLH Berharap Jemaah Ikut Terlibat
Reporter: HN LazuardiEditor: Ahmad Zainal Muttaqin