bakabar.com, BANJARMASIN – Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin kini memiliki Guru Besar dalam bidang Ilmu Fiqih perempuan. Ia adalah Prof Masyithah Umar.
Menariknya, pengukuhan perempuan 65 tahun itu sebagai Guru Besar bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia, Senin (8/3).
Dalam rapat senat terbuka di Auditorium Mastur Jahri UIN Antasari Banjarmasin itu, Prof Masyithah dikukuhkan oleh Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Mujiburrahman.
"Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan ibu Masyithah Umar mencapai jabatan akademisi tertinggi sebagai Guru Besar atau Profesor Ilmu Fiqih,” ujar Mujiburrahman.
Di mata Mujiburrahman, gelar Guru Besar sangatlah pantas disematkan kepada Masyithah.
Sebab, Masyithah tak hanya dikenal sebagai akademisi, tapi juga merupakan seorang aktivis perempuan.
“Gelar Guru Besar bagi Prof Masyithah sangat tepat. Karena selain akademisi dia juga seorang aktivis,” ujar Mujiburrahman usai pengukuhan.
Seorang Guru Besar, lanjut Mujib, memiliki tugas utama memberikan ilmu dan mengajar. Namun yang tak kalah penting, Guru Besar bisa aktif dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.
Selain itu di era milenial saat ini guru besar juga harus membagikan pengetahuan maupun ceramah pada media sosial dan media elektronik.
Ia merasa bertambahnya jumlah guru besar di UIN Antasari Banjarmasin bukan hanya kebanggaan secara pribadi, namun juga kebanggaan institusi.
"Semoga UIN Antasari terus mencetak lebih banyak lagi profesor, yang banyak menimbulkan inspirasi, menimbulkan hal-hal yang ilmiah dalam penelitiannya, berguna bagi Nusa dan Bangsa" pungkasnya.