bakabar.com, BANJARMASIN – Kelurahan Pekapuran Raya kembali menyumbang kasus terkonfirmasi Covid-19 terbanyak di Banjarmasin.
Sampai hari ini, Selasa (17/6), warga yang terpapar Covid-19 di sana mencapai 66 kasus, 7 meninggal dunia, dan 1 sembuh.
Penyebaran Covid-19 di kelurahan tersebut kian menguatirkan. Jumlahnya mencakup 35 rukun tetangga.
Nah, lebih dari separuh total pengidap Covid-19 di sana memilih untuk menjalani karantina mandiri di rumah masing masing.
Padahal, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarmasin telah menyarankan mereka untuk mengisolasi diri di rumah karantina milik pemerintah.
“Kalau di Pekapuran Raya hampir semua yang menolak 100 persen tinggal di rumah karantina yang sudah disediakan," ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarmasin Machli Riyadi.
Ia telah menjamin rumah karantina yang disediakan pemerintah daerah sangat memadai. Serta masih mampu menampung pasien.
Ada tiga lokasi rumah karantina. Pertama Gedung Karantina Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan (BTIKP) di Jalan Perdagangan Kompleks Bumi Indah Lestari II, Banjarmasin Utara.
Kemudian dua tempat milik Pemprov Kalsel, misalnya Ambulung di gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan.
"Masih bisa sangat memadai sekali rumah karantina kita, apalagi asrama Haji Banjarbaru yang diusulkan untuk rumah karantina," tuturnya.
Dari itu, lanjut Machli ketiga tempat ini bahkan masih belum melebihi kelebihan daya tampung orang tanpa gejala (OTG).
Dilaporkan merujuk data Puskesmas Pekapuran Raya, data OTG mencapai 55 kasus. Namun hanya 2 kasus yang menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19.
"Kita inginnya mereka tinggal di rumah karantina, tapi kebanyakan mereka menolak dengan alasan tanpa gejala dan mengklaim bahwa dirinya tidak sakit," ucapnya.
Meski begitu, Machli kembali mengimbau agar warga yang terkonfirmasi Covid-19 untuk segera datang ke rumah karantina yang telah disiapkan.
“Jika tak begitu, warga ini bisa menimbulkan sumber [kluster] penularan baru yang ada di masyarakat.”
Apalagi warga yang berstatus OTG umumnya pernah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Editor: Fariz Fadhillah