- bakabar.com, BANJARMASIN – Harga elpiji non subsidi jenis bright gas di sejumlah pangkalan kota Banjarmasin naik drastis.
Di salah satu pangkalan elpiji di kawasan Cemara Ujung, Banjarmasin Utara, kenaikan gas pink itu mencapai Rp 20 ribu.
"Misalnya elpiji 12 kg yang sebelumnya Rp 180 ribu, sekarang harga jualnya jadi Rp 200 ribu," kata salah seorang petugas pangkalan ditemuibakabar.com, Senin (28/2).
Di tempat lain juga mengalami hal serupa. Misalnya di pangkalan elpiji di Jalan Kuin Selatan RT 11 Kelurahan Kuin Selatan, Banjarmasin Barat.
Harga bright gas 5,5 kg yang sebelumnya dijual Rp 85 ribu, kini naik menjadi Rp 100 ribu. Sedangkan elpiji 12 kilogram mencapai Rp 210 ribu dari sebelumnya Rp 185 ribu.
Kenaikan terjadi sejak Minggu (27/2) kemarin. "Tapi saya tidak mengetahui juga apa penyebab kenaikan harganya," kata pemilik pangkalan elpiji Kuin Selatan, Diana.
Kondisi tersebut membuat omzet sejumlah pangkalan di Banjarmasin mengalami penurunan hampir 50 persen.
Diketahui, kenaikan gas pink ini memang terjadi secara nasional. PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji non subsidi mulai Minggu (27/2).
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menjelaskan, penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
"Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 dollar AS/metrik ton, naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021," jelas Irto dalam keterangan resmi, melansir dari Kompas.
Melelaui laman resminya, Pertamina merilis daftar harga elpiji non subsidi rumah tangga di berbagai daerah. Untuk Kalimantan Selatan harganya mencapai Rp 94.000 bagi tabung Bright Gas 5,5 kilogram. Sementara tabung elpiji 12 kg seharga Rp 197.000.