bakabar.com, RANTAU – Pemerintah menyulap Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) milik Dinas Pendidikan Tapin dan Diklat Pendidikan Olahraga Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kecamatan Binuang menjadi tempat isolasi ODP Covid-19.
Bertandang ke SSB Binuang, ternyata di sana sudah diisi 8 orang dalam pemantauan dari 2 keluarga klaster Gowa.
Ruangan di fasilitas itu layaknya hotel bintang satu. Lengkap dengan kasur empuk, pendingin ruangan dan Wifi.
Belakangan diketahui fasilitas memadai di sana merupakan bantuan dari tokoh masyarakat sekaligus pengusaha tambang batu bara Kalsel, Hj Ijai.
“Kita dibantu oleh Bapak H. Ijai. Kepedulian keluarga Bapak H. Ijai turun tangan beliau. Karena termasuk keluarganya semua lah di sini (Binuang),” ujar Arifin Arpan saat bertandang ke SSB Binuang memantau langsung kesiapan tempat isolasi, Senin (13/4).
Untuk di SSB wacananya dikhususkan untuk masyarakat di Kecamatan Binuang dan Kecamatan Hatungun.
Namun tak menutup kemungkinan untuk kecamatan lain, bergantung situasi terkini.
“Tidak menutup kemungkinan kita berharap lah ke depan tidak ada penambahan lagi,” harap Arifin sembari berdoa agar wabah Covid-19 segera usai.
Sebelumnya, Arifin bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 Tapin mendatangi lokasi di SKB di Jalan Jenderal Sudirman Bypass Rantau.
Saat ini tempat itu masih disiapkan agar layak dijadikan tempat isolasi. Menunggu fasilitas serupa di SSB Binuang, seperti kipas angin dan kasur.
“Di SKB ada 14 dan di SSB Binuang ada 20 kamar,” ujar Arifin.
Ditambahkan Kepala Puskesmas Binuang, Isro Antarisko bahwa perawatan medis dilakukan 3 kali sehari.
Kelengkapan hanya menggunakan keamanan biasa. Tidak menggunakan APD lengkap.
“Kita menggunakan kelengkapan sederhana saja, karena mereka (keluarga jemaah eks klaster Gowa) ini bukan yang terpapar,” ujar Antarisko.
Tak ada kesulitan untuk mengevaluasi 2 keluarga itu. Termasuk tidak adanya penolakan dari si ODP.
Hal itu karena Tim Gugus Tugas Covid-19 Tapin sudah melakukan sosialisasi dan pendekatan secara humanis.
“Setelah dilakukan edukasi, mereka mau untuk diisolasi,” ujarnya.
Dari keterangan Antarisko yang paling muda berumur 7 tahun dan paling tua ada yang berumur 57 tahun.
“Benar, mereka keluarga dari salah satu jemaah klaster Gowa,” ujarnya kepada bakabar.com.
Reporter: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Fariz Fadhillah