bakabar.com, JAKARTA ”“ Pelaku UMKM harus melek teknologi dalam menghadapi tantangan industri 4.0. Penerapan teknologi dinilai penting untuk membangun wirausahawan yang lebih modern dan mampu menghadapi perkembangan zaman.
”œKita dituntut harus bisa beradaptasi untuk menggunakan kemampuan teknologi,” ujar Ketua HIPMI Tabanan, Kadek Surya Prasetya dalam siaran daring di akun YouTube Kanwil DJP Bali, Rabu (28/9).
Kadek menerangkan peran UMKM saat ini penting sebagai tulang punggung ekonomi negara. Karena itu, UMKM perlu mengombinasikan penggunaan teknologi dalam kegiatan bisnisnya.
Kemunculan kecerdasan buatan sebagai era baru dalam industri 4.0, akan dihadapi oleh seluruh pelaku usaha. Masa industri 3.0 yang diawali oleh kemunculan komputer, seharusnya sudah dikuasai penggunaannya oleh banyak pelaku UMKM
Selain itu, UMKM dalam pemanfaatan teknologi, berbeda dengan perusahaan startup. Teknologi dalam UMKM dimanfaatkan karena berkaitan dengan kegiatan bisnisnya.
”œUntuk startup, mereka bertugas untuk membuatnya, sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah masyarakat,” jelasnya.
Sehingga para pelaku UMKM, hanya perlu memanfaatkan teknologi yang disediakan oleh startup sebagai bentuk partisipasinya dalam era industri 4.0.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak 19,5 juta pelaku UMKM dari total 65 juta sudah terhubung ke dalam ekosistem digital per Juni 2022.
Kadek mengungkapkan saat ini sudah banyak UMKM yang sudah mulai melek terknologi melalui pemanfaatan e-commerce.
Hal itu selaras dengan upaya pemerintah menargetkan sebanyak 30 juta UMKM sudah terhubung ke dalam ekosistem digital Indonesia pada tahun 2024.
Selain itu, berdasarkan data dari Bank Indonesia pemanfaatan transaksi dengan QRIS mencapai lebih dari 16 merchant dengan 90 persen di antaranya adalah UMKM.
”œData tersebut menunjukan bahwa para pelaku UMKM sudah semakin memerhatikan pentingnya pemanfaatan teknologi ke dalam kegiatan bisnis mereka,” pungkasnya.