Bank Kalsel

Hadapi 2026, Bank Kalsel Perkuat Fundamental dan Digitalisasi

Bank Kalsel menegaskan komitmennya memperkuat fundamental bisnis sekaligus mengakselerasi transformasi digital menghadapi tahun 2026.

Featured-Image
Komut dan Direksi Bank Kalsel ekspos kinerja dan proyeksi kerja di 2026, Senin (22/12). Foto-bakabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Bank Kalsel menegaskan komitmennya memperkuat fundamental bisnis sekaligus mengakselerasi transformasi digital menghadapi tahun 2026. Hal itu disampaikan dalam press conference Kinerja Bank Kalsel 2025 dan Outlook 2026 yang digelar di Kantor Pusat Bank Kalsel, Banjarmasin, Senin (22/12).

Direktur Utama Bank Kalsel Fachrudin mengatakan, meski perekonomian global masih dibayangi ketidakpastian, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang relatif kuat. Kondisi tersebut menjadi dasar Bank Kalsel mengambil langkah terukur dan berhati-hati dengan tetap menjaga optimisme pertumbuhan.

“Bank Kalsel tetap fokus menjalankan peran sebagai Bank Pembangunan Daerah yang mendukung perekonomian Kalimantan Selatan, dengan strategi yang realistis namun berkelanjutan,” kata Fachrudin.

Memasuki 2026, perekonomian global diproyeksikan tumbuh moderat seiring fragmentasi perdagangan, tensi geopolitik, dan normalisasi kebijakan moneter negara maju. Di sisi lain, ekonomi nasional diperkirakan tetap stabil di kisaran 5 persen, ditopang konsumsi rumah tangga, pengendalian inflasi, serta sinergi kebijakan fiskal dan moneter.

Di tengah tantangan pengetatan likuiditas dan tekanan margin perbankan, Bank Kalsel menargetkan pertumbuhan kinerja yang terukur pada 2026. Aset ditargetkan tumbuh 6,70 persen secara tahunan (year on year/YoY), Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 6,01 persen, serta kredit dan pembiayaan tumbuh 8,06 persen.

Selain itu, laba bank ditargetkan meningkat 7,26 persen, dengan pertumbuhan modal inti sebesar 8,12 persen. Target tersebut dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2026–2028.

Untuk mendukung target tersebut, Bank Kalsel memfokuskan ekspansi pada pertumbuhan kredit yang sehat, penguatan dana murah (CASA), serta peningkatan profitabilitas melalui optimalisasi pendapatan bunga dan fee based income. Ceruk pasar utama meliputi segmen ASN dan pensiunan, UMKM lokal, sektor produktif unggulan daerah, ekosistem pemerintah daerah, serta pembiayaan berkelanjutan.

Tahun 2026 juga ditetapkan sebagai fase akselerasi pengembangan operasional dan digitalisasi. Bank Kalsel akan melakukan modernisasi proses bisnis, penguatan layanan digital banking, peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan keamanan data, serta mempersiapkan langkah menuju bank devisa.

Di sisi tata kelola, Bank Kalsel terus memperkuat penerapan Good Corporate Governance (GCG), pengendalian risiko, pencegahan kejahatan keuangan, serta ketahanan siber. Penguatan sumber daya manusia juga menjadi fokus melalui pengembangan kompetensi, sertifikasi, dan digital learning center.

“Dengan penguatan fundamental, tata kelola, dan transformasi digital yang berkelanjutan, kami optimistis Bank Kalsel dapat menjaga kinerja yang sehat dan meningkatkan daya saing sebagai mitra utama pembangunan daerah,” pungkas Fachrudin.

Baca Juga: Kinerja Bank Kalsel Moncer 2025, Likuiditas Aman Jelang Akhir Tahun

Editor


Komentar
Banner
Banner