bakabar.com, BANJARMASIN – Polda Kalsel menyerahkan santunan dukacita Rp 324 juta ke keluarga Bripka Polisi Anumerta Arie Adrian Winatha yang meninggal usai menjalankan tugas pengamanan Pemilu 2019.
Sebelumnya, Arie menjadi salah satu dari 15 anggota kepolisian yang gugur saat menjalankan tugas mengawal pemilu 2019 mendapatkan kenaikan pangkat.
Santunan tanda dukacita diserahkan Wakapolda Kalsel Brigjen Pol Aneka Pristafuddin melalui upacara resmi di Mapolda Kalsel, Jalan S Parman No. 16 Banjarmasin, Senin (20/5).
Kepada keluarga Bripka Arie yang diwakilkan oleh istrinya, Wakapolda Kalsel menyampaikan, Polri mengapresiasi pengabdian almarhum.
"Selain itu, kewajiban kami (Polda Kalsel) adalah mengurus hak-hak almarhum semaksimal mungkin dan harus sampai tepat waktu kepada ahli waris,” ucap Aneka di hadapan awak media.
Aneka menambahkan, anggota Bhayangkara ini telah menjalankan tugas yang sangat mulia dan harus menjadi contoh bagi anggota lain yang mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.
“Semoga ini menjadi contoh bagi Bhayangkara lainnya dalam menjalankan tugas yang sebaik-baiknya bagi negara,” tandasnya.
Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifai menambahkan, pimpinan Polri memberi penghargaan atas jasa almarhum dengan menaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi Brigadir Polisi menjadi Bripka.
“Almarhum mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi atas jasa dan pengabdiannya,” ujar Rifai.
Sementara itu Yolanda Febrianti, istri almarhum Bripka Anumerta Arie Adrian Winatha menyampaikan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kapolda Kalsel Irjen Yazid Fanani.
"Saya dari keluarga mohon maaf bila selama berdinas, suami saya mungkin melakukan kesalahan. Sungguh ini akan menjadi perjuangan yang berat buat kami. Tapi akan tetap melanjutkan hidup demi cita-cita almarhum,” tutur Yolanda sembari meneteskan air mata.
Bripka Anumerta Arie Adrian Winatha adalah salah satu personel Korps Bhayangkara yang sehari-hari berdinas di Biro Ops Polda Kalsel.
Pada pemilu kemarin, ia mendapat tugas tambahan. Yakni mengamankan jalannya pesta demokrasi di Amuntai Tengah, Kabupaten HSU, tepatnya di TPS Sungai Malang,
Jumat (19/4) kemarin saat mengecek keamanan pasca pemungutan suara, Arie sempat mengeluh kelelahan kepada sejumlah rekannya.
Atas inisiatif para rekannya, Brigadir Arie pun diboyong ke RS Pambalah Batung Amuntai untuk mendapat pertolongan medis.
Sempat mendapat perawatan medis, sayang takdir berkata lain. Brigadir Arie tutup usia di HSU, yang merupakan tanah kelahirannya sendiri. Sesuai rencana, jasad Arie dikebumikan pada hari ini.
Menurut Rifai, Brigadir Arie mengeluh kelelahan saat mengawal kotak suara. Sepengetahuan Rifai, Arie memiliki riwayat penyakit jantung.
"Yang bersangkutan mengeluh dadanya sakit dan kemudian diantar oleh rekannya ke rumah sakit. Almarhum sempat mendapat pertolongan pertama dari dokter," kata Rifai.
Baca Juga: Ini Besaran Santunan Untuk Pejuang Demokrasi
Reporter: Eddy AndriyantoEditor: Fariz F