Kalsel

Geramnya Bupati Kotabaru Lihat Ulah Begal Tewaskan Remaja di Gemuruh

apahabar.com, KOTABARU – Kondisi Mahriani (53) korban begal di Desa Gemuruh, Pulau Laut Barat berangsur membaik….

Featured-Image
Bupati Sayed Jafar saat menengok kondisi Mahriani. Ia meminta jajarannya tak memungut sepeserpun kepada korban. apahabar.com/Duki

bakabar.com, KOTABARU – Kondisi Mahriani (53) korban begal di Desa Gemuruh, Pulau Laut Barat berangsur membaik.

Belakangan, apa yang menimpa Mahriani membuat geram Bupati Sayed Jafar.

Sayed meminta polisi tak pandang bulu memproses hukum pelaku AT.

Tim medis RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru sudah membolehkan Mahriani pulang pada Senin (11/10).

“Berlanjut ke rawat jalan,” ujar salah seorang perawat di sana, Selasa (12/10).

Didampingi tim medis juga dari Polres Kotabaru, Mahriani beranjak meninggalkan RSUD Pangeran Jaya Sumitra Senin sore.

Perkembangan kesehatan Mahriani akan terus dipantau lewat tim medis Puskesmas di Pulau Laut Barat.

“Untuk ibu kondisinya akan tetap kami pantau. Di sana ada bidan, desa juga Puskesmas,” ujar Plt Direktur RS, Ernawati.

Mahriani jadi korban pembegalan sepulang dari kebun karetnya di Desa Gemuruh, Pulau Laut Barat, Selasa 5 Oktober.

Petang itu, di tengah perjalanan pulang bersama putrinya, nahas ia berpapasan dengan AT.

AT kemudian balik mengejarnya hingga mereka berdua tersungkur ke semak belukar. Tanpa ampun AT kemudian memarang keduanya secara membabi buta.

Akibat serangan itu, sang anak, Aulia Putri yang mencoba melindungi ibunya mengalami luka parah di pelipis hingga bokong.

Tiga hari dirawat, remaja SMP ini mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (8/10). AT sendiri dibekuk kurang dari 2×24 jam. Di kediamannya. Tanpa perlawanan.

Ironisnya, motif penyerangan maut ini hanya karena persoalan buah nangka. Pelaku mengaku kesal dituduh mencuri di kebun korban.

Mendengar kabar pembegalan maut di wilayahnya, Sayed langsung turun ke RSUD Pangeran Jaya Sumitra. Ia mengecek langsung kondisi Mahriani.

Menurutnya, apa yang dilakukan AT tergolong sadis, dan tak logis. Ia meminta warganya tak gampang menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

“Selama saya menjabat, ini yang paling sadis. Tentu tidak ada toleransi bagi pelakunya, semoga kejadian tidak terulang lagi,” harap Sayed seusai menjenguk korban.

Sepeninggal Aulia, Sayed terus meminta Mahriani untuk tabah. Di akhir, Sayed meminta agar pihak RS tak memungut biaya sepeserpun kepada Mahriani.

Fakta Mencengangkan Begal Maut di Gemuruh Kotabaru, Ibu Sendiri Dibacok!

Komentar
Banner
Banner