Kalsel

Gerak Semu Matahari Picu Suhu Panas di Kalsel

apahabar.com, BANJARBARU – Akibat cuaca panas, titik api atau hotspot masih mudah ditemui di Bumi Lambung…

Featured-Image
 Salah satu hotspot yang terekam dari pantauan udara di Kalimantan Selatan. Foto-apahabar.com/Wahyu

bakabar.com, BANJARBARU – Akibat cuaca panas, titik api atau hotspot masih mudah ditemui di Bumi Lambung Mangkurat, sebutan Kalsel.

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan pada dasarian III Oktober sudah memasuki awal musim penghujan. Namun, hal itu tak serta merta meniadakan kemarau.

Peningkatan suhu di Kalsel terjadi belakangan waktu ini selaras dengan peningkatan jumlah hotspot.

“Dalam 3 hari ini titik hotspot memang meningkat,” ujar Forecaster Prakirawan, Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Kalsel, Shaaimul Qadri kepada bakabar.com, Jumat (25/10) siang.

Shaaimul memerinci pada Rabu (23/10) terdapat 103 titik hotspot, lalu Kamis (24/10) 108 titik hotspot, dan hari ini (25/10) menjadi 69 titik hotspot.

“Titik hotspot ini meningkat dari sebelumnya,” lanjutnya.

Sehingga tak dimungkiri suhu panas kembali menyerang Kalsel.

“Menurut pantauan kantor kami kamarin suhu udara mencapai 38 derajat celsius tapi hari ini diprakirakan 25 hingga 34 derajat celsius,” jelasnya.

Lalu apa penyebab cuaca panas akhir-akhir ini di wilayah Kalsel sehingga banyak memunculkan titik hotspot?

Cuaca panas ini karena peningkatan suhu yang dikatakannya dipengaruhi oleh fenomena gerak semu matahari.

“Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia termasuk Kalsel merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari,” paparnya.

Ini, lanjutnya, merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

“Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” sambungnya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan cuaca panas ekstrem, dirinya menegaskan kabar tersebut tidak benar.

“Fenomena ini hal yang biasa, untuk cuaca panas ekstrem itu hanya berita hoaks,” tegasnya.

Sebelumnya, BMKG menyebut pada dasarian III atau akhir Oktober ini sebagai awal dari peralihan musim.

Namun, melihat kondisi cuaca yang berubah ubah tentu prakiraan atau prediksi pun dapat berubah.

“Prakiraan awal musim hujan gak merata ya, bahkan ada yang diprakirakan mundur sampai November dasarian ke III,” bebernya.

Forecaster Iklim BMKG Banjarbaru, Khairullah membenarkan tidak meratanya perubahan musim yang akan terjadi di Kalsel.

“Secara umumnya awal musim hujan 2019/2020 di Kalsel mundur daripada rata-ratanya,” ujarnya.

Hal ini dikarenakan setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda.

“Maksudnya secara umum diprakirakan pada awal November tetapi berbeda-beda tiap lokasi karena kami BMKG membuat prakiraan berdasarkan zona musim,” tandasnya.

Baca Juga: Meski Berpeluang Hujan di Kalsel, BMKG Tetap Minta Waspadai Karhutla

Baca Juga: Siap-Siap, Kalsel Bakal Diguyur Hujan Lebat

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner