Kalsel

Gerak Cepat, Tim Penanganan Bencana di Batola Evakuasi Korban Banjir

apahabar.com, MARABAHAN – Akibat peningkatan curah hujan dan banjir kiriman dari daerah tetangga, sejumlah desa di…

Featured-Image
Salah seorang korban bencana banjir dievakuasi tim penanganan bencana Barito Kuala dalam simulasi di Siring Ulek Marabahan. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Akibat peningkatan curah hujan dan banjir kiriman dari daerah tetangga, sejumlah desa di Marabahan, Barito Kuala (Batola) terendam.

Banjir sedalam 1,5 tersebut otomatis mematikan jalur transportasi darat. Imbasnya sejumlah warga pun terjebak dalam rumah, serta sebagian lain terpaksa bertahan di atap.

Informasi bencana itu akhirnya diterima posko induk penanganan banjir Barito Kuala. Tanpa menunggu waktu, mereka menurunkan tim penyelamat yang menggunakan tiga speed boat.

Selanjutnya warga yang terjebak, langsung diangkut ke dermaga posko penampungan. Termasuk di antara mereka adalah warga yang mengalami sakit.

Setibanya di dermaga, warga yang mengalami sakit juga dimobilisasi menggunakan ambulance untuk dibawa ke pusat kesehatan terdekat.

Demikian skenario simulasi penanganan korban banjir yang digelar Polres Batola di Siring Ulek Marabahan, Rabu (18/11).

Selain dari kepolisian, simulasi juga diikuti Kodim 1005/Marabahan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Satpol PP, BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Taruna Tanggap Bencana (Tagana).

“Simulasi digelar untuk melihat kesiapsiagaan personel, kesiapan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan tugas pokok masing-masing,” papar Kapolres Batola AKBP Lalu Mohammad Syahir Arif.

“Sehingga ketika menghadapi kejadian yang sesungguhnya, semua pihak dapat bertindak cepat dan sigap sesuai tugas fungsi,” imbuhnya.

Selanjutnya semua personel yang terlibat, disiagakan di markas masing-masing, terutama di kecamatan rawan banjir seperti Kuripan, Tabukan, Bakumpai, Jejangkit dan Mandastana.

“Mereka langsung bergerak, ketika terjadi banjir dan status berubah menjadi siaga tanggap darurat,” tegas Kapolres.

Di sisi lain, debit air di kecamatan rawan banjir masih dalam batas normal. Namun melihat kondisi curah hujan dalam beberapa pekan terakhir, perubahan berpotensi terjadi.

“Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sendiri memperkirakan puncak hujan di Batola berlangsung antara Desember 2020 dan Januari 2021,” timpal Sumarno, Kepala Pelaksana BPBD Batola.

“Namun sebelum curah hujan meningkat, masyarakat juga harus mewaspadai angin kencang,” tandasnya.

Komentar
Banner
Banner