bakabar.com, SURABAYA - Komunitas Generasi Perintis gelar diskusi pemuda di 25 kota Indonesia. Mereka menyasar millenial dan gen Z untuk bicara soal privilege.
“Fenomena privilege dan non privilege ini menjadi keresahan di kalangan perintis muda,” kata co-founder Generasi Perintis, Muhammad Syaeful Mujab, Sabtu (30/12).
Seperti yang kita tahu, sebagian orang memang memiliki privilege atau hak istimewa yang dimiliki. Hal ini memudahkan seseorang untuk mencapai sesuatu.
Berbeda dengan orang yang tidak memiliki privilege. Biasanya, mereka menemui sejumlah hambatan dan harus berusaha lebih untuk mencapai sesuatu.
Baca Juga: Spot Nyore di Semarang yang Bisa Jadi Tempat Healing, Keren Poll!!
Karenanya, Generasi Perintis mencoba memecahkan hal ini dengan mengangkat sebuah pertanyaan. Yakni bagaimana agar aspirasi generasi muda selaku kaum non privilege bisa tersampaikan.
“Ini jadi daya tarik diskusi kami,” ucap alumnus London School of Economics and Political Science (LSE), Inggris itu.
Tercatat diskusi telah dilaksanakan pada kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Seperti Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, dan lain-lain.
Dari keseluruhan diskusi, tercatat 1.300 pemuda menjadi peserta. Hal itu dilakukan Generasi Perintis hanya dalam waktu 40 hari setelah pertama kali diluncurkan pada 15 November 2023.
Baca Juga: Farmhouse Lembang, Tempat Liburan Favorit Keluarga di Jawa Barat
Mujab juga menyatakan bahwa program Generasi Perintis tidak hanya diskusi. Namun juga membuat berbagai program, seperti webinar, pelatihan, dan beasiswa.
“Kami memberikan beasiswa berupa program pembinaan kepada para perintis (sebutan untuk para peserta) mahasiswa dan SMA/SMK,” lanjut pemuda asli Tegal, Jawa Tengah itu.
Dalam waktu dekat, Generasi Perintis akan membuat lebih banyak program. Mulai dari pelatihan hingga festival perintis.
“Harapannya, Generasi Perintis bisa lebih besar lagi dan memberikan kontribusi bagi kemajuan Indonesia,” tandas Mujab.