bakabar.com, RANTAU – Untuk mengantisipasi berkembangnya paham radikal, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Tapin menggelar diskusi secara daring dengan para pemuka agama.
Diskusi juga digelar untuk memperingati Hari Santri sekaligus Hari Sumpah Pemuda.
Ketua PC. IPNU Tapin, A. Syarief Hidayat mengharapkan melalui acara itu wawasan keagamaan dan kebangsaan peserta dapat meningkat. Dengan cara itu, radikalisme diharapkan dapat dibendung.
“Awal mula inisiatif acara karena kami melihat ada banyak pelajar yang terpapar radikalisme,” sebut dia.
Ketua MUI Tapin, KH. Hamdani mengatakan dalam pengertian positif, radikalisme berarti akar dari suatu ajaran. Namun, dalam perkembangannya berubah dengan ide-ide kekerasan.
Dia juga menyampaikan sejumlah kelompok telah salah memaknai arti jihad. Sebab, sebagian kelompok mengartikan jihad sebagai perang.
“Padahal pengertian jihad itu sangat luas, sangat lebar yang sifatnya bersungguh-sungguh untuk mengamalkan ajaran agama,” ujarnya.
Lebih lanjut, KH. Hamdani menjelaskan, fundamentalisme juga memiliki kemiripan dengan radikalisme.
“Semua agama pasti ada kelompok-kelompok yang radikalnya, sehingga yang perlu menjadi perhatian bersama adalah bagaimana menjaga situasi dan kondisi agar paham radikal tidak tumbuh dan berkembang,” jelasnya.
Hadir dalam diskusi itu, MUI Tapin, Kementrian Agama Tapin, PC NU Tapin, Pimpinan Muhammadiyah Tapin dan Kesbangpol Tapin.