bakabar.com, BANJARBARU – Banjir mulai reda. Namun warga di Banjarbaru mengeluhkan harga gas elpiji 3 kilogram. Di sejumlah tempat, elpiji melon mencapai Rp55 ribu.
Marni, seorang warga di Jalan Gotong Royong, Mentaos, Banjarbaru Utara kaget begitu tahu harga elpiji 3 Kg sudah melonjak.
“Padahal kalau di pangkalan, satu tabung hanya Rp18 ribu sampai Rp25 ribu,” ujarnya kepada bakabar.com, Jumat (29/11).
Namun, di pangkalan stoknya terbatas. Marni kerap tak kebagian. Pun begitu, di tingkat pengecer.
“Di toko kelontong harganya bisa Rp55 ribu. Itu juga syukur kalau ada, sekarang lagi susah nyarinya,” ujarnya.
Lain lagi dengan Lastri. Warga Mentaos satu ini mendapati harga elpiji 3 Kg mencapai Rp40 ribu/tabung.
“Ada juga Rp35 ribu, belakangan ini harganya tidak menentu,” ucapnya.
Untuk diingat, Pertamina sudah berulang kali mengimbau ke pangkalan elpiji 3 Kg di Kalsel untuk mematuhi aturan harga eceran tertinggi (HET). HET yang berlaku saat ini Rp 17.500.
Jika ditemukan pangkalan menjual di atas HET, Pertamina tak segan mengambil tindakan tegas hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Banjarbaru, Anshori menyebut sejumlah faktor melonjaknya harga elpiji 3 kg.
Yang utama, terhambatnya pendistribusian dari Pertamina ke pangkalan-pangkalan lantaran banjir beberapa pekan terakhir. Jika terlambat, kata dia, otomatis stok barang ikut menipis.
“Sudah hukum dagang jika barang kosong harga akan melonjak,” ujarnya dihubungi via seluler. “Yang memahalkan itu dari pedagang di toko-toko,” sebutnya lagi.
Hingga kini pihaknya masih memantau kelurahan mana saja yang belum mendapat jatah distribusi.
Pengiriman diakuinya memang belum merata. Karenanya, koordinasi dengan Pertamina terus dilakukannya.
“Tadi saya baru saja tanya di warung, harga gas Rp33 ribu per tabung,” aku Anshori.
Lebih jauh, bersama Pertamina pihaknya berencana menggelar operasi pasar guna menstabilkan harga elpiji 3 kg.
“Kami akan pantau terus keadaan pasar,” singkat dia.