Kalsel

Gawatnya Pencemaran Udara Akibat Karhutla di Banjarbaru

apahabar.com, BANJARBARU – Asap Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sebabkan kualitas udara partikulat (PM-10) di Banjarbaru…

Featured-Image
Kabut asap kerap meneror warga Banjarbaru sepekan belakangan. Foto-apahabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU – Asap Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sebabkan kualitas udara partikulat (PM-10) di Banjarbaru tercemar.

PM-10 ini merupakan partikel kecil yang bertanggung jawab untuk efek kesehatan yang merugikan karena kemampuannya untuk mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran pernapasan.

Kepala Seksi Tata Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, Rusmilawati mengatakan penyebab utama tingginya PM-10 ini adalah akibat karhutla.

“Sebenarnya untuk indeks kualitas udara di kota Banjarbaru aman. Cuma PM10-nya saja yang tinggi, penyebab utama tingginya PM10 ini adalah akibat karhutla,” ujarnya kepada bakabar.com, Sabtu (21/09) malam, sekitar pukul 19.30.

PM-10 termasuk partikel dengan diameter 10 mikrometer atau kurang. Standar kesehatan berdasarkan PP 41 Tahun 1999 untuk PM-10 adalah 150 µg/Nm3.

Sedangkan setelah DLH turun tangan melakukan pengamatan sejak Jumat hingga Sabtu didapati hasil di Banjarbaru PM-10 nya melebihi standar.

Dengan hasil itu otomatis memberikan informasi bahwa udara yang dihirup akan berdampak pada kesehatan.

Dari paparan PM-10 meliputi efek pada pernapasan dan sistem pernapasan, kerusakan jaringan paru-paru, kanker, dan kematian dini.

“Orang tua, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit paru-paru kronis, influenza, atau asma, sangat sensitif terhadap efek partikel,” ungkapnya.

PM-10 yang asam juga dapat merusak bahan buatan manusia dan merupakan penyebab utama berkurangnya jarak pandang.

Sehingga paramater ISPU di tingkat PM 10 ini dampaknya akan menyebabkan pandangan menjadi terganggu, juga sangat membahayakan kesehatan.

Dengan keluarnya hasil ini, DLH kota Banjarbaru menaikkan status aman menjadi status siaga. Kadar udara di sana sudah mencapai titik yang sangat tidak sehat.

"Paramater ISPU yang menunjukkan PM 10 ini menjadi kekhawatiran kami, makanya kami ubah yang sebelumnya status aman menjadi siaga," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan selain PM-10, parameter lain masih aman.

“Kalau parameter lainnya seperti SO2, NO2, O3 dan CO2 masih bagus, namun PM-10 ini cukup berbahaya sehingga kepada warga tetap harus berhati hati,” ujarnya mengakhiri.

img

Baca Juga: Gelar Patroli Udara, Dishut Kalsel Antisipasi Kriminalitas Karhutla

Baca Juga: Hingga September 2019, Polda Kalsel Tetapkan 5 Tersangka Karhutla

Reporter: Nurul MufidahEditor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner