bakabar.com, BANJARMASIN – Ketua Fraksi PKB di DPRD Kalsel, H Hormansyah mengusulkan agar disediakan warung internet (Warnet) gratis, selama proses pembelajaran digelar via online di rumah.
Usulan itu menurutnya muncul ketika banyak orangtua siswa yang mengeluhkannya.
Dia menambahkan, selain tugas yang cukup berat, mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli kuota.
Apalagi lanjut Horman, tak sedikit usaha gulung tikar di tengah pandemi sekarang, karyawan perusahaan banyak di PHK dan sebagian dirumahkan.
Mendengar keluhan itu Hormansyah mendesak pemerintah daerah agar dapat menyiapkan sarana dan prasarana belajar secara online.
“Tidak semua siswa punya android, kalaupun ada beli kuotanya lagi, memberatkan. Mending sediakan warung internet gratis bagi siswa kurang mampu,” kata Horman usai peringatan Harlah ke-22 PKB, Kamis (23/7).
Nanti, lanjut Horman, lokasi warnet gratis ini disebar di lokasi-lokasi strategis, diseluruh wilayah Kalsel.
Desakan ini, kata dia, sebagai bentuk respon PKB menyikapi keluhan masyarakat menengah ke bawah yang sangat terdampak pandemi.
Ia berjanji PKB akan mengusulkan baik melalui komisi di DPRD Kalsel yang menangani pendidikan maupun unsur pimpinan, agar ditindaklanjuti Pemerintahan Provinsi (Pemprov) dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Kalsel.
“Kami prihatin dengan kondisi pendidikan di Kalsel selama pandemi, jika dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan kualitas SDM ke depan menurun,” ucapnya.
Sebelumnya Komisi IV yang membidangi pendidikan juga sudah mengusulkan layanan internet gratis kepada GTPP Kalsel. Pihaknya berjanji tetap berupaya memperjuangkan keinginan masyarakat.
Apalagi, saat ini usulan tersebut belum terealisasi. "Ini sangat penting bagi dunia pendidikan di Kalsel," tegasnya.
Menyikapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel, M Yusuf Efendie menjelaskan, sesuai edaran Mendiknas RI dan Gubernur Kalsel, sistem proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah dengan metode, online (daring), guru berkunjung ke rumah siswa, atau dengan memberikan modul.
"Artinya banyak opsi yang bisa dilakukan sekolah untuk menjawab keluhan orangtua siswa yang tidak memiliki gawai," jelasnya.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin