Bisnis

Ekspor Kalsel Meningkat, Tiongkok dan India Jadi Tujuan Terbesar

Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS Kalsel) merilis data baru terkait ekspor dan impor. Data itu mengungkap ekspor-impor di Banua melonjak signifikan.

Featured-Image
Ekspor dan impor Kalsel meningkat. Foto ilustrasi-CNBC Indonesia

bakabar.com, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS Kalsel) merilis data baru terkait ekspor dan impor. Data itu mengungkap ekspor-impor di Banua melonjak signifikan. 

Selama Oktober 2022, nilai eskpor di Kalsel naik 6,31 persen. Sedangkan barang yang diimpor naik 2,39 persen. Nilai ekspor Kalsel pada bulan itu tercatat USD1,57 miliar. Sementara nilai impor USD197,09 juta.

Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah, menyampaikan kelompok barang yang paling banyak terlibat ekspor adalah bahan bakar mineral dengan nilai USD1,38 miliar.

Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,93 persen dibanding ekspor bulan September 2022 yang hanya sebesar USD1,31 miliar.

Kelompok lemak, minyak hewani dan nabati yang menyumbang ekspor sebesar USD143,03 juta berada di urutan kedua. 

"Ini juga naik yakni sebesar 19,70 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya," kata Yos, Kamis (24/11).

Baca Juga: Kasus Dugaan Penganiayaan Selebgram Farah Diba Jadi Atensi Kapolda Kalsel

Urutan ketiga yaitu kelompok berbagai produk kimia dengan nilai ekspor USD14,31 juta. Itu naik sebesar 53,84 persen dibandingkan September 2022 yang hanya sebesar USD9,30 juta.

Yos berkata jika dilihat menurut negara tujuan utama, tujuan ekspor paling banyak adalah ke Tiongkok yakni sebesar USD609,09 juta.

Nilai ekspor tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,90 persen dibanding ekspor September 2022 yang mencapai USD591,92 juta.

Lalu, ekspor ke India sebesar USD228,98 juta yang mengalami kenaikan 61,80 persen. Berada di urutan ketiga, ekspor ke Jepang sebesar USD178,28 juta.

"Naik 14,61 persen dibandingkan bulan sebelumnya," imbuhnya.

Beralih ke impor, tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi yakni bahan bakar mineral sebanyak USD 178,37 juta, disusul kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar USD6,84 juta. Terakhir kelompok pupuk senilai USD6,12 juta.

Korea Selatan menjadi negara yang paling banyak mengirim barangnya ke Kalsel dengan nilai USD113,04 juta. Angka ini naik 54,60 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Kerap Jadi Kontroversi, Ini 5 Daftar 'Gol Hantu' Fenomenal dari Piala Dunia 1966 hingga 2010

Lalu ada Malaysia yang nilai impornya mencapai USD59,00 juta, diikuti Singapura dengan nilai USD12,98 juta.

Dari data-data nilai eskpor dan impor, Yos menuturkan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel, Oktober 2022 menunjukkan nilai positif yaitu surplus sebesar USD1,37 miliar.

Nilai tersebut, tambah dia, lebih besar jika dibanding dengan neraca perdagangan pada September 2022 lalu yang surplus sebesar USD1,28 miliar.

Editor


Komentar
Banner
Banner