bakabar.com, BANJARMASIN – Mentari pagi mulai memerah di ufuk timur.
Kicauan burung dan ayam jantan membangunkan warga pinggiran sungai di Desa Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Pagi itu, aktivitas dan kultur masyarakat setempat kental terasa.
Embun pagi masih membasahi hijaunya dedaunan. Namun puluhan kapal sudah tampak lalu lalang.
Debur ombak seakan menyapu tubuh muda-mudi yang mandi di pinggir sungai. Ranting pun ikut hanyut dan menepi.
Tak ketinggalan pula, aktivitas rutin masyarakat setempat menyeberangi sungai menggunakan jasa kapal feri.
Di sana, kapal feri sebagai transportasi alternatif dalam menyeberangi Sungai Alalak.
Maklum, jembatan penyeberangan yang menghubungkan Batola – Banjarmasin dalam tahap pembangunan.
Warga harus memutar lebih dahulu dari Berangas Timur menuju Handil Bakti dan Cemara Ujung, Banjarmasin.
Pembangunan jembatan itu diestimasikan rampung kurang lebih 2 tahun.
“Kalau menggunakan kapal feri ini kan bisa langsung menyeberang menuju Jalan HKSN,” ucap salah seorang warga kepada bakabar.com, Rabu (15/1) pagi tadi.
Oleh sebab itu, kapal feri masih menjadi primadona transportasi penyeberangan alternatif masyarakat setempat.
Sekalipun pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan di Kalsel berlangsung pesat.
Biayanya pun relatif murah. Ini menjadi salah satu alasan mengapa kapal feri sangat digarungi masyarakat.
“Jumlah penumpang mencapai ratusan orang dalam per hari,” tambahnya.
Sedikitnya, terdapat dua pelabuhan kapal feri penyeberangan di lokasi itu. Masing-masing memiliki dua hingga enam armada.
Dominan, penumpang yang doyan memakai jasa penyeberangan kapal feri itu dari kalangan pelajar, pekerja, hingga masyarakat setempat.
“Itu sih yang biasanya banyak menaiki kapal fery di sini,” tandasnya.
Baca Juga: Penyeberangan Feri Batulicin-Tanjung Serdang Sepi Penumpang
Reporter: Muhammad RobbyEditor: Fariz Fadhillah