Ancaman Gelombang Resesi

Ekonom INDEF Sebut Dua Cara Antisipasi Resesi di Indonesia

Gelombang ancaman resesi global tengah menghantui negara-negara di dunia. Pemerintah Indonesia perlu merespons untuk mengantisipasi terjadinya resesi.

Featured-Image
Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto. (Foto: Kumparan.com)

bakabar.com, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebutkan pemerintah perlu mengantisipasi potensi meluasnya gelombang resesi global agar tidak sampai ke Indonesia.

Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto mengungkapkan pemerintah perlu melakukan dua langkah kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi. Pertama, yang dapat dilakukan pemerintah harus memastikan agar neraca perdagangan Indonesia tetap dalam posisi surplus.

"Kita harus antisipasi jika negara-negara besar mengalami resesi," ujarnya kepada bakabar.com, Jumat (7/10).

Selain menjaga neraca perdagangan agar tetap surplus, pemerintah juga harus memastikan terdapat negara yang dapat menyerap barang ekspor Indonesia. Khususnya komoditas unggulan yang selama ini menjadi andalan ekspor terbesar.

Upaya tersebut, kata Eko, harus disertai dengan pengawasan yang ketat. Sebab, jika negara besar mengalami resesi maka akan berdampak pada permintaan ekspor akan mengalami menurun. Hal tersebut akan berimbas pada defisit neraca perdagangan.

“Pemerintah harus mencari pembeli dari negara-negara baru,” kata Eko.

Eko menyarankan agar pemerintah bisa mencari pembeli baru yang berasal dari kawasan Timur Tengah dan negara-negara kawasan ASEAN untuk menyerap barang ekspor Indonesia.

Timur Tengah dan ASEAN dipilih karena kondisi ekonomi di wilayah tersebut memiliki kemungkinan terkena resesi dengan tingkat tidak terlalu parah.

“Apalagi Timur Tengah kan kemungkinan harga minyak akan dikurangi lagi oleh OPEC. Jadi mereka masih aman karena minyak,” jelasnya.

Kedua, imbuh Eko, pemerintah perlu mengelola pembeli domestik agar dapat menyerap produk komoditas ekspor.

Adapun cara lain untuk mengantisipasi terjadinya resesi, pemerintah dalam melakukannya melalui kebijakan pada sektor keuangan.

Salah satu di antaranya penyaluran kredit. Pemerintah perlu menjaga laju kredit agar tetap tinggi di atas 10 persen.

“Indonesia dilihat dari ekonominya masih cukup bagus. Kemungkinan terjadi resesi sangat kecil terjadi karena ekonominya masih bergerak,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner