bakabar.com, PELAIHARI – Banjir hebat menerjang Kabupaten Tanah Laut. Sejumlah kecamatan di Bumi Tuntung Pandang menghilang disapu bencana ekologis itu.
Terparah, wilayah Kecamatan Kurau, Bumi Makmur, Bati-Bati, Bajuin, Pelaihari.
Kemudian, Kecamatan Takisung, Panyipatan, dan Tambang Ulang. Wilayah itu seakan menghilang disapu banjir.
Lokasi terparah lainnya, kecamatan Kurau dan Bumi Makmur, kecamatan penyangga pangan Kalsel ini tenggelam total.
Penghuni yang sempat bertahan akhirnya juga meninggalkan rumah mereka yang sudah tenggelam.
Camat Bumi Makmur Syahidanoor bilang tak ada lagi daerah yang tidak terendam. Semuanya terdampak banjir.
“Kamis dan Jumat kemarin itu kecamatan ini menghilang. Jika ada yang memantau menggunakan drone akan sangat jelas melihat dengan kasat mata. Kecamatan ini seperti lautan,” ujar Sahidanoor, kepada bakabar.com, Selasa (19/1).
“Tapi kini air, sudah beranjak surut,” sambungnya lagi.
Kala itu, semua warga memilih mengungsi. Tidak ada lagi tempat untuk bertahan. Rumah-rumah tenggelam.
“Ada 10.000 warga kami di Bumi Makmur terdampak, dan semuanya mengungsi,” katanya.
Pengungsi ada yang memilih di tempat keluarga, di posko dan juga ada yang memilih ke perkantoran.
“Pengungsi terpecah menyelamatkan diri dibantu tim evakuasi,” katanya.
Namun, kendati banjir besar, belum ada laporan korban jiwa lebih lanjut.
“Semua terselamatkan walaupun memang mengalami keterlambatan evakuasi, lantaran terbatas perahu karet. Warga juga memanfaatkan perahu rakit dari batang pisang untuk mengevakuasi,” katanya.
Hal serupa terjadi di Kecamatan Kurau. Daerah itu tenggelam. Merata di semua desa. Posko bersama dan dapur umum yang dibangun di kantor Kecamatan Kurau dipindah jauh dataran tinggi lantaran ikut terendam sampai pinggang.
“Termasuk pengungsi juga ikut lantaran terendam air,” kata Camat Kurau Anang Pandi.
Saat puncak banjir kemarin, 100 persen warga mengungsi. Tidak ada yang tertinggal.
“Ada 7 desa yang tenggelam. Terutama Desa Kali Besar, Desa Handil Negara dan Desa Kurau yang berada di daerah aliran sungai tenggelam total,” katanya.
Tersisa yang masih ada daerah dataran tinggi itu Desa Padang Luas dan Maluka Baulin.
“Totalnya kurang lebih 7.000 penduduk 11 desa di Kecamatan Kurau, Kamis dan Jumat waktu itu mengungsi,” tandas Camat.
Sebagai pengingat, sudah lebih dari sepekan banjir hebat menerjang Kalimantan Selatan.
Lembaga Penerbangan, dan Antariksa Nasional atau LAPAN menemukan luasan genangan banjir tertinggi mencapai 60 ribu hektare di Barito Kuala, Kabupaten Banjar 40 ribu hektare, Tanah Laut 29 ribu hektare, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 12 ribu hektare, Hulu Sungai Selatan 11 ribu hektare, Tapin 11 ribu hektare, dan Tabalong sekitar 10 ribu hektare.
Sementara luas genangan air di Kabupaten Balangan, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Hulu Sungai Utara, Kota Banjarmasin, hingga Kabupaten Murung Raya antara 8 sampai 10 ribu hektare.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel, hingga Minggu 17 Januari, terdapat 210.320 warga di 10 kabupaten/kota terdampak banjir di Kalsel.
BPBD Kalsel mencatat 22.543 rumah terendam, dan sebagian rusak akibat terjangan banjir. Air bah juga meluluhlantakkan 68 jalan, 14 jembatan, 8 rumah ibadah, dan 11 sekolah.
Setidaknya, 37.756 jiwa terpaksa mengungsi dari kediamannya. Ironisnya, bencana ekologis ini juga telah menelan 15 korban jiwa. Mereka berasal dari Tanah Laut 7 orang, masing-masing 3 orang dari Banjar, dan HST, serta 1 orang masing-masing dari Banjarbaru, dan Tapin.