bakabar.com, PARINGIN – Potensi luas lahan yang dimiliki beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Balangan, mendorong dinas pendidikan setempat menciptakan enovasi memanfaatkan luasan lahan tersebut untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.
''Inovasi memanfaakan potensi lahan di sekolah ini sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Bupati Balangan terkait Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga,'' kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, H. Abiji, Kamis (9/1).
Menurutnya, masih banyak lahan sekolah yang belum dimanfaatkan dan digarap secara optimal.
Dengan program ini, Abiji bilang, dinas pendidikan ingin mengubah lahan-lahan tersebut menjadi produktif, tidak hanya untuk kebutuhan sekolah, tetapi juga sebagai dukungan terhadap ketahanan pangan di lingkungan sekitar.
Nantinya, dinas pendidikan akan mengarahkan pihak sekolah untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, seperti tomat, cabai, bawang, dan terong di pekarangan yang belum digunakan.
Selain itu, sekolah juga diimbau untuk menanam tanaman obat atau apotek hidup, seperti jahe, kunyit, sereh, kencur, daun sirih, dan daun salam, serta tanaman kesehatan seperti ginseng, licorice, daun pegagan, bunga kamelia, dan lidah buaya.
Tak hanya itu, sekolah juga disarankan menanam tanaman hias seperti pucuk merah, melati Jakarta, tanaman boxwood, cemara kipas, soka Jawa, lidah mertua, dan bambu kuning. Untuk mempercantik halaman, sekolah diminta memanfaatkan rumput jepang dan rumput gajah mini di area terbuka.
Abiji menambahkan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pemanfaatan lahan kosong, tetapi juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan kepada siswa. Selain itu, tanaman apotek hidup yang dikembangkan dapat mendukung kesehatan siswa melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
"Kami ingin menciptakan sinergi antara kepala sekolah, guru, dan siswa untuk mewujudkan sekolah yang tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pelopor dalam pengelolaan lingkungan," tegasnya.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi lingkungan sekolah, tetapi juga bagi masyarakat sekitar, sebagai bentuk dukungan konkret terhadap ketahanan pangan di daerah.